digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Batik sebagai kebutuhan sandang sering kali terkena pengaruh tren sehingga membuat para pengusaha produsen batik harus berupaya menciptakan produk batik yang kreatif. Saat ini terdapat banyak merek fashion batik yang menawarkan produk batik dengan ciri khas yang mewakili budaya daerah salah satunya adalah BT Batik Trusmi. Pada dasarnya terciptanya sebuah merek yang disertai dengan proses perancangan identitas. Menciptakan dan mempertahankan identitas merek dianggap sebagai langkah pertama untuk membangun merek yang kuat. Kemudian identitas merek tersebut dapat mempengaruhi integrated marketing communication (IMC) dalam menciptakan dan memelihara pesan yang sinergis dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gagasan kreatif IMC dari BT Batik Trusmi berdasarkan brand identity perusahaan yang telah terbentuk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif menggunakan paradigma interpretatif atau konstruktiv dengan tujuan untuk memahami fenomena tertentu. Analisa dimulai dengan mengidentifikasi pembentukan identitas merek BT Batik Trusmi berdasarkan teori prisma identitas merek oleh Kapferer. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap identitas merek, kampanye IMC BT Batik Trusmi diuraikan ke dalam strategi kreatif yang dikembang oleh Frazer. Kemudian, kampanye IMC BT Batik Trusmi tersebut dibedah menggunakan analisis framing Gamson dan Modigliani untuk melihat konstruksi informasi pesan yang disampaikan pada beragam saluran komunikasi yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BT Batik Trusmi telah menerapkan bauran IMC yang dirancang dan dikembangkan untuk menciptakan efek komunikasi dan mencapai tujuan komunikasi dengan menunjukkan suatu identitas sebagai pembeda dari pesaing.