Batik sebagai kebutuhan sandang sering kali terkena pengaruh tren sehingga
membuat para pengusaha produsen batik harus berupaya menciptakan produk batik
yang kreatif. Saat ini terdapat banyak merek fashion batik yang menawarkan
produk batik dengan ciri khas yang mewakili budaya daerah salah satunya adalah
BT Batik Trusmi. Pada dasarnya terciptanya sebuah merek yang disertai dengan
proses perancangan identitas. Menciptakan dan mempertahankan identitas merek
dianggap sebagai langkah pertama untuk membangun merek yang kuat. Kemudian
identitas merek tersebut dapat mempengaruhi integrated marketing communication
(IMC) dalam menciptakan dan memelihara pesan yang sinergis dan efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gagasan kreatif IMC dari BT Batik
Trusmi berdasarkan brand identity perusahaan yang telah terbentuk. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif menggunakan paradigma interpretatif
atau konstruktiv dengan tujuan untuk memahami fenomena tertentu. Analisa
dimulai dengan mengidentifikasi pembentukan identitas merek BT Batik Trusmi
berdasarkan teori prisma identitas merek oleh Kapferer. Setelah dilakukan
pemeriksaan terhadap identitas merek, kampanye IMC BT Batik Trusmi diuraikan
ke dalam strategi kreatif yang dikembang oleh Frazer. Kemudian, kampanye IMC
BT Batik Trusmi tersebut dibedah menggunakan analisis framing Gamson dan
Modigliani untuk melihat konstruksi informasi pesan yang disampaikan pada
beragam saluran komunikasi yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
BT Batik Trusmi telah menerapkan bauran IMC yang dirancang dan dikembangkan
untuk menciptakan efek komunikasi dan mencapai tujuan komunikasi dengan
menunjukkan suatu identitas sebagai pembeda dari pesaing.