digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rizky Pradyantama
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER_Rizky Pradyantama.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I_Rizky Pradyantama.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II_Rizky Pradyantama.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III_Rizky Pradyantama.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV_Rizky Pradyantama.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V_Rizky Pradyantama.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rizky Pradyantama
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN_Rizky Pradyantama.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Protein merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia. Dalam hal ini, mikroalga berpotensi sebagai sumber protein alternatif selain dari hewan dan tanaman. Namun, salah satu masalah yang dihadapi dalam kultivasi mikroalga pada skala industri adalah biaya penyediaan media sintetik sebagai media tumbuh. Limbah ADDMW dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai media tumbuh mikroalga dikarenakan kandungan nutrisi yang cukup tinggi untuk menunjang pertumbuhan mikroalga. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh kultur tunggal Spirulina sp., kultur tunggal Chlorella sp., dan kultur campuran Spirulina sp. dan Chlorella sp. terhadap perolehan biomassa, protein, dan kemampuan remediasi pada limbah ADDMW. Pada penelitian ini . Pada penelitian ini, limbah ADDMW diencerkan sebanyak 25 kali. Rasio volume kultur dengan limbah yang digunakan adalah 1:4 (v/v). Pada kultur campuran rasio Spirulina sp. : Chlorella sp. adalah 1:1 (v/v) dengan lama waktu kultivasi 7 hari. Perolehan biomassa dan laju pertumbuhan spesifik tertinggi diperoleh pada variasi kultur campuran sebesar 0.87 g L-1 (berat kering) dan 1,46 hari-1. Kandungan protein tertinggi diperoleh pada kultivasi kultur campuran sebesar 66,75% (biomassa kering), sedangkan pada kultur tunggal Spirulina sp. dan Chlorella sp. hanya 40% dan 44% secara berurutan. Persentase penurunan nitrat tertinggi diperoleh pada kultur tunggal Spirulina sp. sebesar 75,50%. Persentase penurunan ammonium tertinggi diperoleh pada kultur campuran sebesar 88,99%. Persentase penurunan orthofosfat tertinggi diperoleh pada kultur tunggal Chlorella sp. sebesar 96,97%. Persentase penurunan COD tertinggi diperoleh pada kultivasi kultur tunggal Chlorella sp. sebesar 14,29%. Persentase penurunan BOD tertinggi diperoleh pada kultivasi kultur tunggal Chlorella sp. sebesar 15,23%.