digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Haidar Rahman Adiwidya
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - HAIDAR RAHMAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - HAIDAR RAHMAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - HAIDAR RAHMAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - HAIDAR RAHMAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - HAIDAR RAHMAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - HAIDAR RAHMAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Haidar Rahman Adiwidya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Penggunaan bahan bakar ganda pada mesin diesel merupakan salah satu solusi dalam mengurangi penggunaan bahan bakar diesel saat ini. Penggunaan bahan bakar ganda pada mesin diesel banyak dilakukan dengan mengkonversi mesin diesel yang sudah ada. Namun, konversi mesin diesel menjadi mesin diesel bahan bakar ganda cukup kompleks dan akan berpengaruh pada mesin. Oleh karena itu, diperlukan studi pengaruh konversi mesin diesel menjadi mesin diesel berbahan bakar ganda. Dalam studi ini, kinerja mesin dalam hal daya dan torsi, emisi, dan konsumsi bahan bakar akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh konversi mesin diesel injeksi langsung menjadi bahan bakar ganda, CNG-Diesel. Penelitian dilakukan dengan melakukan uji jalan terhadap truk heavy-duty yang digerakkan oleh mesin diesel injeksi langsung 6 silinder. Kit konversi untuk mengubah mesin diesel menjadi mesin berbahan bakar ganda dipasang di mesin tanpa mengubah komponen mesin dan waktu injeksi. Salah satu komponen yang diatur pada mesin adalah governor untuk menurunkan laju alir solar hingga 30% dan 70% bahan bakar tersebut adalah compressed natural gas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konversi meningkatkan tenaga mesin, tetapi emisi setelah konversi benar-benar menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hal hidrokarbon yang tidak terbakar dan karbon monoksida. Konten ini menyebabkan pembakaran yang tidak tepat. Selain itu, konsumsi BBM dalam ha Rp/km turun karena harga gas bumi di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan solar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa konversi bahan bakar diesel ganda meningkatkan daya dan menurunkan konsumsi bahan bakar, tetapi dengan waktu injeksi diesel yang tidak diatur, emisinya jauh lebih tinggi.