digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bell Society sebagai salah satu start-up biomaterial dari Indonesia berinisiatif membuat platform kolaborasi untuk semua brand yang tertarik dengan Misel, sebuah biomaterial baru yang dibuat dari fermentasi ceri/buah kopi. Platformnya sendiri akan dibentuk dalam bentuk konsorsium bernama Cakra Donya. Kerangka kerja sama seperti ini relatif baru bagi brand-brand yang terlibat dan membutuhkan model bisnis yang tepat agar konsorsium ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, tugas akhir ini akan mengusulkan model bisnis untuk konsorsium yang baru dibentuk berdasarkan aspek-aspek kunci dari pembentukan konsorsium dan aspirasi anggotanya. Penelitian mengenai model bisnis yang diusulkan akan dilakukan dengan metodologi kualitatif. Penelitian kualitatif ini akan dilakukan dalam tiga tahap: (1) Qualitative In-depth Interview (2) Descriptive Coding (Deductive-Inductive Blended Approach), dan (3) Business Model Components Determination and Proposed Model Formulation. In-depth interview akan dilakukan kepada perwakilan anggota Konsorsium Cakra Donya, dan hasilnya akan dikodekan dengan menggunakan deductive coding frame yang dibuat sebelum in-depth interview dan inductive coding approach yang dilakukan setelahnya. Kumpulan data kualitatif yang telah dikodekan tersebut nantinya akan digunakan untuk penentuan komponen model bisnis, yang kemudian dapat disusun kembali menjadi model konsorsium yang diusulkan dengan menggunakan framework IPO (Input-Process-Output). Model bisnis yang diusulkan menyarankan bahwa Konsorsium Cakra Donya harus memiliki dua kegiatan utama: (1) Collaborative Sustainable Product Research and Development (R&D), dan (2) Collaborative Marketing. Kegiatan tersebut akan dilakukan secara strategis dalam konsorsium sesuai dengan sumber daya yang diberikan oleh para anggota konsorsium. Sumberdaya yang bersedia dibagikan oleh para anggota konsorsium ada yang bersifat tangible (Flexible Budgeting-based Financial Resource Sharing, Company Representative) dan intangible (Digital Content for Social Media Campaign, Marketing Knowledge, Business Relations, Technical Knowledge). Selanjutnya, konsorsium ini diusulkan untuk memiliki struktur organisasi datar (flat) tanpa batasan masa keanggotaan serta pemberian kebebasan anggota untuk berkontribusi dalam perumusan programnya. Namun, konsorsium ini disarankan tetap berdiri atas dasar kesepakatan (Consortium Agreement) yang mengikat secara hukum. Semua ini bertujuan untuk memenuhi hasil yang diharapkan, yaitu percepatan inovasi sustainable co-products dan brand knowledge development kepada basis konsumen yang lebih luas. Hasil ini sejalan dengan vision statement yang diusulkan untuk Cakra Donya Consortium, yaitu menjadi “platform bagi perusahaan untuk secara kolaboratif berinovasi dan mempromosikan produk ramah lingkungan & berkelanjutan”. Untuk memastikan konsorsium ini terus menuju visinya, evaluasi rutin dan continuous improvement juga direkomendasikan untuk dilakukan. Lebih lanjut, Konsorsium Cakra Donya sebagai platform kolaborasi diharapkan dapat membawa dampak positif bagi kemampuan masing-masing anggota dalam pemasaran dan R&D untuk produk-produk yang berkelanjuta (sustainable products).