PT Paragon Technology and Innovation merupakan salah satu perusahaan FMCG
terbesar di Indonesia yang berfokus pada manufaktur produk kosmetik. Proses
manufaktur memiliki jadwal yang sangat padat dengan jadwal kemas yang telah
ditentukan oleh pihak Planner. Akibat tingginya target produksi serta banyaknya
SKU produk yang diproduksi pada jalur kemas yang sama, terdapat kemungkinan
kesalahan seperti ketidaksesuaian informasi varian pada kemasan sekunder yang
jika sampai lolos ke tangan customer, dapat berakibat pada meningkatnya Cost of
Poor Quality dan menurunnya kepercayaan customer terhadap brand. Sistem
inspeksi visual otomatis diimplementasikan untuk mendeteksi ketidaksesuaian
varian pada kemasan sekunder dan melakukan tolakan terhadap produk defect.
Untuk melakukan akusisi terhadap citra kemasan, 3 buah kamera terpasang pada
mesin cartoning dengan field of view di rentang 36° - 66° dan intensitas iluminasi
pencahayaan minimal sebesar 138 Lux yang mampu melakukan akusisi citra
dengan resolusi 1920 x 1080 piksel dan bit depth 24 bit secara real time.
Berdasarkan hasil pengujian, algoritma pemrosesan citra dapat melakukan
klasifikasi terhadap kualitas kemasan dengan tingkat akurasi yang bervariasi pada
rentang 77% hingga 96% dan durasi pemrosesan inspeksi maksimal sebesar 179.83
ms. Akurasi dan durasi pemrosesan citra dipengaruhi oleh desain kemasan dan fitur
yang dideteksi dalam tahapan pemrosesan citra. Panel HMI digunakan melakukan
konfigurasi terhadap parameter algoritma inspeksi yang telah memilki rating SEQ
sebesar 6 dan telah memenuhi seluruh fungsionalitas yang diharapkan.
Pengembangan lebih lanjut terhadap algoritma pemrosesan citra untuk
mendapatkan akurasi inspeksi yang lebih baik dan waktu pemrosesan yang lebih
cepat. Diharapkan agar sistem inspeksi visual otomatis dapat membantu proses
Quality Control terhadap produk di lingkungan manufaktur.