digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER_Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VII _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VIII _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IX _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB X _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA HABBAB AHMAD FAZA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN _ Habbab Ahmad Faza.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kebon Kawung Accessible Hub merupakan infrastruktur yang dibuat untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di Kawasan Kebon Kawung Bandung. Permasalahan tersebut diantaranya; kurangnya konektivitas jaringan jalur pedestrian, disintegrasi antarmoda, dan minimnya ruang publik di Kota Bandung terutama di Kawasan Kebon Kawung, Bandung. Accessible hub merupakan salah satu solusi untuk menciptakan aksesibilitas bagi pedestrian karena menghubungkan Jalan Kebon Kawung hingga Jalan Kebon Jati. Selain itu accessible hub juga menjadi solusi untuk permasalahan disintegrasi antarmoda dengan menciptakan akses penghubung untuk tiga jenis moda transportasi yaitu kereta api, Bus Rapid Transit (BRT), dan Light Rail Transit (LRT). Proses konstruksi hingga masa opersional (5 tahun mendatang) accessible hub pastinya akan mempengaruhi kondisi lalu lintas yang ada disekitar kawasan Kebon Kawung sehingga dilakukan analisis lalu lintas yang mengacu kepada MKJI 1997, Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 96 Tahun 2015, dan Station Planning Standards and Guidelines, London Underground (2012). Analisis yang dilakukan berupa pemodelan simulasi mikro dengan software PTV VISSIM dan simulasi perkiraan bangkitan kendaraan menggunakan software PTV VISUM. Dari analisis yang dilakukan diperoleh bahwa saat masa konstruksi tidak terjadi perubahan yang signifikan pada kondisi lalu lintas, sedangkan saat masa operasional ditemukan peningkatan volume kendaraan pada ruas Jl. Kebon Kawung sebesar 36.6% dan peningkatan volume kendaraan pada ruas Jl. Pasir Kaliki sebesar 39.3%. Peningkatan volume kendaraan menyebabkan penurunan kecepatan rata-rata kendaraan pada ruas Jl. Kebon Kawung sebesar 2% dan penurunan kecepatan rata-rata kendaraan pada ruas Jl. Pasir Kaliki sebesar 8%. Sehingga diperlukan manajemen lalu lintas seperti mengelola kondisi sekitar untuk menurunkan hambatan samping, atau dengan pelebaran pada masing-masing ruas jalan. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kecepatan rata-rata kendaraan pada ruas Jl. Kebon Kawung sebesar 28% dan peningkatan kecepatan rata-rata kendaraan pada ruas Jl. Pasir Kaliki sebesar 10%. Selain analisis lalu lintas pada ruas jalan, dilakukan pula analisis pergerakan pada infrastruktur accessible hub sendiri. Hasil menunjukan bahwa desain gedung yang telah dirancang dapat menampung perkiraan penumpang accessible hub untuk masa operasional (5 tahun mendatang).