Pengembangan vaksin SARS-CoV-2 yang aman dan efektif terus dilakukan untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19. Berbagai platform telah dikembangkan, salah satunya platform protein subunit virus. Tim vaksin merah putih ITB telah mengembangkan subunit protein rekombinan Receptor Binding Domain (RBD) pada Escherichia coli BL21(DE3) sebagai salah satu kandidat vaksin SARS-CoV-2. Sebagai fasilitator pengikatan virus ke sel inang dengan epitop yang khas dan terkonservasi, RBD SARS-CoV-2 menjadi salah satu kandidat vaksin SARS-CoV-2 yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon imun humoral dan seluler serta toksisitas dari kandidat vaksin COVID-19 berbasis protein subunit RBD spike SARS-CoV-2 yang dikembangkan oleh tim vaksin merah putih ITB terhadap mencit BALB/c. Pengujian dilakukan dengan memberikan kombinasi 1:1 (v/v) 10ug/mencit rRBD SARS-CoV-2 dengan adjuvan aluminum alhydrogel 1,3% yang dibandingkan dengan kelompok kontrol yang disuntik PBS dengan adjuvan aluminum alhydrogel 1,3% pada volume sama. Bahan uji diberikan secara intramuskular dengan 1 kali primer dan 2 kali booster pada hari ke 21 dan 42 sesudah pemberian vaksin primer. Setelah pemberian kandidat vaksin, dilakukan pengamatan timbulnya edema dan erythema pada lokasi injeksi, pengukuran suhu badan serta berat mencit secara berkala. Analisis imunitas humoral terhadap rRBD SARS-CoV-2 dilakukan menggunakan ELISA indirect, sedangkan analisis imunitas seluler dilakukan dengan menggunakan ELISPOT assay. Evaluasi toksisitas kandidat vaksin dilakukan dengan melihat berat badan mencit dan sayatan histologi dari organ hati, jantung dan ginjal mencit Balb/c yang diwarnai dengan Hematoxylin Eosin. Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada edema dan eritema pada lokasi injeksi, tidak ada kenaikan suhu dan tidak terdapat penurunan berat mencit jangka panjang setelah pemberian vaksin. Pada hati, ginjal dan jantung dari kelompok kontrol dan kelompok uji ditemukan adanya nekrosis dengan tingkat keparahan ringan. Inflamasi ringan juga ditemukan pada hati dan ginjal mencit kontrol dan uji. Tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok uji dan kontrol kecuali skor inflamasi ginjal mencit jantan, karena inflamasi hanya ditemukan pada kelompok uji jantan (P=0.0303). Hasil analisis menunjukkan rRBD SARS-CoV-2 berhasil menginduksi respon imun humoral ditunjukkan oleh
mencit jantan dan betina uji yang memiliki IgM dan IgG lebih tinggi signifikan (P<0.0001) dibandingkan mencit kontrol dan pemberian 2 kali booster berhasil meningkatkan IgG yang lebih tinggi (P<0.0001), selaras dengan tingginya level IL-4 yang disekresikan oleh splenosit mencit jantan (P=0.0018) dan mencit betina (<0,0001) uji dibandingkan kontrol. Hasil ELISPOT menunjukkan bahwa pemberian rRBD SARS-CoV-2 berhasil menginduksi terbentuknya imunitas seluler ditunjukkan tingginya level IFN-? yang disekresikan oleh splenosit pada mencit jantan (P=0.0166) dan mencit betina (P=0.0007) uji. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kandidat vaksin rRBD SARS-CoV-2 yang diproduksi oleh tim vaksin merah putih ITB tidak toksik dan dapat menginduksi respon imun humoral dan selular pada mencit BALB/c. Kandidat vaksin yang diujikan pada mencit memiliki level toksisitas ringan terhadap organ jantung, hati dan ginjal mencit pada kelompok mencit yang diberikan rRBD SARS-CoV-2, serupa dengan yang ditemukan pada kelompok kontrol.