PUSTAKA Nabila Saraswati Nastiti
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Nabila Saraswati Nastiti
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Nabila Saraswati Nastiti
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Nabila Saraswati Nastiti
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Nabila Saraswati Nastiti
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Nabila Saraswati Nastiti
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Nabila Saraswati Nastiti
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Surfaktan merupakan salah satu zat kimia yang dapat diinjeksikan ke dalam reservoir pada tahap tersier untuk memaksimalkan produksi minyak di reservoir yang mengalami penurunan produksi. Karakteristik reservoir yang beragam pada lapangan minyak di Indonesia menjadi tantangan tersendiri untuk menemukan surfaktan yang cocok. Pada penelitian ini, surfaktan gemini berbasis asam oleat disintesis menggunakan anhidrida maleat sebagai penyisip dan menambahkan gugus sulfonat pada gugus fungsi alkena. Surfaktan anionik basil sintesis sudah terkonfirmasi oleb KLT (Kromatografi Lapis Tipis), serta spektroskopi FT-IR, dan NMR. Hasil KLT dalam campuran metanol, etilen glikol, dan n-beksana (80: 2: 10, %v/v) sebagai fasa gerak, menunjukkan bahwa penambahan gugus sulfonat akan meningkatkan sifat hidrofilisitas dari surfaktan sehingga menghasilkan jarak retensi yang lebih kecil. Berdasarkan data FTIR, surfaktan anionik telah berhasil disintesis dan didapatkan puncak serapan dari vibrasi gugus S=O pada bilangan gelombang di sekitar 1100 cm·1. Berdasarkan basil pengukuran NMR, didapatkan proton pada gugus sulfonat pada geseran kimia 2,62 ppm. Surfaktan nonionik dan anionik basil sintesis memiliki nilai HLB (Hydrophile Lyphophile Balance) berturut-turut yaitu 13,03 dan 18,68 yang menunjukkan bahwa surfaktan tersebut merupakan agen pengemulsi minyak ke dalam air (MlA). Surfaktan anionik lalu diuji kompatibilitasnya, yaitu uji kestabilan larutan, uji kelakuan fasa, dan uji tegangan antarmuka. Hasil uji kompatibilitas menunjukkan bahwa surfaktan anionik dengan konsentrasi 1,00 %bib pada salinitas 3.000 ppm dan 4.000 ppm kompatibel dengan sampel minyak Lapangan X. Hal ini ditunjukkan melalui fasa yang bomogen selama kurun waktu 7 hari, membentuk mikroemulsi pada suhu 65 °C, dan memiliki tegangan antarmuka mencapai 1,46 x 10-2 mN/m yang termasuk dalam kategori ultra/ow. Hasil pengujian kompatibilitas menunjukkan bahwa surfaktan gemini diester maleat tersulfonasi potensial untuk diaplikasikan dalam peningkatan perolehan minyak lanjut.
Perpustakaan Digital ITB