digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Risiko banjir merupakan potensi kerugian seperti jiwa terancam, kerusakan atau kehilangan harta yang dapat muncul akibat adanya suatu ancaman banjir dengan frekuensi tertentu pada daerah terdampak. DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang sering mengalami banjir, karena secara geografi 40% dari seluruh wilayahnya memiliki elevasi lebih rendah dari permukaan air laut. Pada studi ini, upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kerugian akibat banjir adalah dengan melakukan kajian risiko bencana. Indeks kerentanan dihitung berdasarkan nilai aset dikalikan sensitivitas untuk intensitas spesifik bencana, sedangkan kapasitasnya dihitung berdasarkan kemampuan daerah itu untuk bertahan atau pulih dari banjir. Indeks ancaman diprediksi berdasarkan hasil pemodelan banjir 1D2D menggunakan software HECRAS terhadap 2 ruas sungai yaitu Krukut dan Ciliwung. Hasil perhitungan debit banjir rencana kala ulang 25 tahun dan 100 tahun DAS Krukut adalah 236 m3/s dan 305 m3/s, menghasilkan banjir dengan luas genangan 97 Hektar dan 138 Hektar pada kondisi eksisting. Indeks ancaman juga dihitung dari beberapa skenario model, Skenario A yaitu pengerukan dasar Sungai Krukut untuk mengangkut hasil sedimentasi di alur sungai yang berasal dari DAS yang tingkat erosinya tinggi. Skenario B yaitu pemanfaatan ruang terbuka sebagai wetland, hal ini dikarena lahan terbuka diprediksi akan memperbesar kapasitas tampungan banjir. Skenario C atau skenario pemanfaatan alur Sungai Ciliwung lama dipilih karena sebagian aliran yang masuk Kanal Banjir Barat akan teralihkan ke alur Ciliwung lama sehingga mengurangi debit puncak banjir. Berdasarkan hasil analisis diketahui skenario A paling berpengaruh yaitu mampu mereduksi luas genangan banjir hingga 42%.