digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fakhrell Saqfan Izzan
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Dengan cepatnya penyebaran informasi dan juga pesatnya teknologi, terjadi perubahan pola hidup masyarakat modern yang mengakibatkan adanya nilai-nilai budaya yang ditinggalkan. Kebudayaan saat ini sedang dibenturkan dengan pesatnya perkembangan informasi sehingga eksistensi kebudayaan dimaknai sebagai hiburan semata, bukan menjadi sebuah identitas kultur yang menjadi tuntutan ritual dalam berkehidupan. Secara tidak langsung, kebudayaan juga dituntut untuk untuk memenuhi kebutuhan pasar yang dikarenakan oleh pesatnya perkembangan teknologi. Dalam konteks permasalahan ini di Jawa Barat, data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019 mencatat bahwa saat ini 40 kebudayaan asli Jawa Barat dinyatakan punah dan sebanyak 80 kebudayaan di ambang kepunahan. Dengan data ini, dirasa diperlukan adanya kesadaran mengenai pelestarian kebudayaan lokal pada masyarakat, terutama masyarakat Jawa Barat. Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang dikenal sebagai sentra keramik. Telah menjadi hal yang turun menurun, keramik menjadi aspek penting dalam kehidupan masyarakat Plered. Dengan potensinya, masyarakat Plered hingga saat ini terus berusaha untuk memanfaatkan potensi budaya lokal kerajinan keramik dalam mencapai taraf ekonomi yang baik. Namun seiring pesatnya perkembangan di era globalisasi ini, tuntutan pasar mengakibatkan adanya perubahan pada kerajinan keramik Plered. Perubahan yang dimaksud adalah regenerasi pengusaha keramik, kurangnya inovasi, dan turunnya produksi akibat persaingan pasar. Dengan isu tersebut, perancangan sebuah cultural hub adalah bentuk penyelesaian arsitektural yang dirasa dapat menjawab permasalahan dalam mempertahankan eksistensi budaya seni kerajinan keramik Plered. Persoalan perancangan pada proyek ini adalah penghadiran lingkungan edukatif non-formal yang kolaboratif bagi komunitas pengrajin keramik, seniman, dan juga masyarakat umum sebagai implementasi strategi pengembangan dan inovasi budaya keramik Plered. Persoalan ini juga dijawab melalui beberapa konsep perancangan yang didasari oleh teori seperti ruang edukatif kolaboratif, kreatif, dan pendekatan arsitektur yang menjawab konteks budaya. Fungsi ruang yang dihadirkan dalam proyek untuk menjawab isu adalah fungsi kultural, workshop, dan ruang publik.