digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Edra Ertantyo
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Edra Ertantyo
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Edra Ertantyo
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Edra Ertantyo
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Edra Ertantyo
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Edra Ertantyo
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Edra Ertantyo
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Edra Ertantyo
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Penelitian ini berlatar belakang mega-urbanisasi di wilayah Jakarta Raya yang mengakibatkan disparitas kesempatan kerja pada wilayah setempat, terutama pada sebagian Jawa Barat. Oleh karena itu, pengembangan Kawasan Rebana yang akan berkonsep Polycentric Smart Region diharapkan mampu mengatasi disparitas wilayah tersebut. Penelitian ini mengevaluasi bagaimana konsep polycentric diterapkan dalam rencana induk pengembangan Kawasan Rebana pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2021 melalui identifikasi kriteria dan subkriteria penerapan konsep polycentric dan identifikasi kedudukan proyek dan program pengembangan Kawasan Rebana dalam penerapan konsep polycentric. Metode pengumpulan data dilakukan melalui desk study literatur dan kuesioner yang disebar kepada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat selaku Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Rebana, sedangkan metode analisis data dilakukan melalui analisis konten dan ELECTRE IV. Teori yang ditinjau dalam penelitian ini meliputi faktor pendorong, pengembangan, dan perubahan struktur ruang kawasan metropolitan, konsep Polycentric Urban Region, konsep Network Cities, serta perbedaan konsep Polycentric Urban Region (PUR) dengan Post-suburban (polycentric) Region (PSR). Hasil analisis konten menunjukkan bahwa terdapat tiga kriteria utama penerapan konsep polycentric, yaitu pembentukan kota-kota pusat yang setara, spesialisasi sektor ekonomi pada tiap kota pusat, dan penguatan konektivitas secara dua arah pada tiap kota pusat. Sedangkan untuk hasil evaluasi melalui ELECTRE IV menunjukkan bahwa proyek dan program pada rencana induk Kawasan Rebana telah menerapkan dan mendukung konsep polycentric, khususnya melalui pengembangan Kota Patimban dan kawasan-kawasan industri di Kabupaten Subang beserta jaringan transportasi yang menghubunginya, pengembangan jaringan transportasi yang menghubungi Kertajati Aerocity, optimalisasi pemenuhan kebutuhan air minum di Kota Cirebon dan sekitarnya, serta pengembangan desa-desa konservasi yang menjadi sekat dari ketiga kota pusat tersebut. Sebagai rekomendasinya, proyek dan program tersebut harus diprioritaskan pengerjaannya agar konsep wilayah polycentric dalam rencana pengembangan Kawasan Rebana dapat segera terwujud.