Kondisi pasca pandemi secara perlahan mengembalikan aktivitas mahasiswa yang sebelumnya berkuliah secara daring, kini dilakukan dengan cara tatap muka di kampus mereka. Mahasiswa yang berkuliah di luar daerah tempat tinggal mereka, mulai memikirkan hunian sewa seperti apa yang akan mereka tempati dan berapa besaran biaya yang mereka butuhkan untuk hunian sewa tersebut. Setiap mahasiswa memiliki preferensi, aktivitas, dan keinginan yang berbeda akan hunian sewa yang ingin mereka tempati, hal ini disebabkan oleh pengalaman berhuni di masa pandemi yang mempengaruhi keadaan lingkungan dan keluarga dimana mahasiswa tersebut tinggal.
Jumlah mahasiswa yang bertambah setiap tahunnya menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan pengembangan hunian sewa untuk memberikan hunian yang layak selama tinggal di perantauan agar mahasiswa dapat tinggal dengan nyaman selama menempuh pendidikan. Banyak hal yang menjadi perhatian mahasiswa dalam memilih hunian sewa di masa pasca pandemi saat ini. Hal ini menimbulkan prioritas pertimbangan tertentu bagi mahasiswa untuk memilih hunian sewa yang akan mereka tempati di masa pasca pandemi.
Adanya perubahan pola aktivitas pasca pandemi menimbulkan perubahan kebutuhan akan hunian sewa bagi mahasiswa. Perubahan ini dapat disebabkan oleh perubahan aspek sosial demografi, hingga aspek ekonomi yang terjadi pada mahasiswa tersebut dan pertimbangan-pertimbangan pilihan perancangan dalam memilih hunian sewa, serta keterjangkauan harga hunian sewa bagi mahasiswa. Permasalahan tersebut menjadi latar belakang dari dilakukannya penelitian ini, yang mana dilakukan pada mahasiswa di Bandung Raya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara profil diri dan pilihan fasilitas hunian sewa mahasiswa di Bandung Raya terhadap keterjangkauan harga hunian sewa pasca pandemi. Kondisi pandemi yang secara tidak langsung mempengaruhi aspek tersebut, memunculkan ketidakstabilan ekonomi dan menyebabkan pendapatan masyarakat menurun, yang mana hal ini juga mempengaruhi pola aktivitas dan perubahan prioritas dalam memenuhi kebutuhan hidup mahasiswa pasca pandemi. Tujuan selanjutnya adalah mengidentifikasi karakteristik pilihan fasilitas hunian sewa yang diinginkan oleh mahasiswa di masa pasca pandemi. Pandemi mempengaruhi pilihan karakteristik hunian mahasiswa, hal ini disebabkan oleh latar belakang dari mahasiswa dan pola kegiatan yang berubah pasca pandemi berlangsung, sehingga terdapat perbedaan dalam menentukan prioritas yang dipertimbangkan untuk memilih hunian sewa.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan mengukur willingness to pay atau kesediaan membayar yang digunakan untuk mengungkap variabel yang menjadi prioritas pertimbangan saat mahasiswa memilih hunian sewa. Hasil analisis dari penelitian ini didapatkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga sewa hunian sewa pasca pandemi terdiri dari aspek perancangan, yaitu penghawaan alami di dalam kamar sewa, keberadaan kamar mandi di dalam kamar sewa, dan keberadaan ruang terbuka hijau di bangunan tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa pertimbangan dalam memilih hunian sewa berdasarkan pilihan fasilitas pada kamar sewa menjadi faktor yang paling diprioritaskan oleh mahasiswa di masa pasca pandemi. Dengan demikian, pengembang dapat memaksimalkan fungsi kamar sewa pada hunian sewa mereka di masa pasca pandemi.
Dari kesediaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar hunian sewa atau willingness to pay tersebut, maka pada penelitian ini didapatkan beberapa kriteria perancangan hunian sewa yang diinginkan oleh mahasiswa di Bandung Raya pasca pandemi yang dapat digunakan oleh pengembang dan pemerintah dalam membangun serta memaksimalkan fungsi hunian sewa meliputi kriteria perancangan kamar sewa, bangunan hunian sewa, dan lingkungan hunian sewa mahasiswa tersebut.