digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Efa Latiffah
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

COVER Efa Latiffah
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 1 Efa Latiffah
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 2 Efa Latiffah
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 3 Efa Latiffah
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 4 Efa Latiffah
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 5 Efa Latiffah
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

PUSTAKA Efa Latiffah
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

Indonesia merupakan negara tropis yang di dalamnya tumbuh berbagai macam tanaman yang tentu banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia. Bahkan tanaman liar atau gulmanya pun dapat dimanfaatkan misalnya untuk pengobatan tradisional. Salah satu tanaman tersebut ialah bandotan atau babandotan. Tanaman bandotan memiliki khasiat untuk penyembuhan luka, karena mengandung senyawa antibakteri, antiinflamasi, dan antioksidan. Bagian tanaman bandotan yang sering dimanfaatkan ialah akar dan daunnya. Tanaman herbal memiliki antibiotik alami yang tentu lebih aman untuk aplikasi biomedis. Perkembangan penelitian senyawa aktif tanaman herbal juga mengiringi perkembangan penelitian lain seperti penutup luka. Penggunaan penutup luka sangat penting dalam terapi luka lembab, dimana penutup luka ini dapat menyediakan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan dan melindungi luka dari infeksi bakteri. Bentuk penutup luka yang menarik banyak perhatian ialah nanoserat karena memiliki banyak sifat unggul. Nanoserat memiliki kesamaan morfologi dengan matriks ekstraseluler (ECM), porositas yang lebih besar, rasio luas permukaan yang tinggi, fleksibel, permeabilitas terhadap oksigen, dan dapat menjadi media penghantaran obat. Teknik fabrikasi nanoserat yang paling unggul dan banyak digunakan ialah pemintal elektrik. Pemintal elektrik dapat memproduksi nanoserat kontinu dengan diameter serat yang sangat kecil dan porositas yang dapat disesuaikan. Dengan kemudahan dalam mengkombinasikan bahan kimia dalam larutan polimer, maka pemintal elektrik dapat menjadi metode untuk menghasilkan nanoserat komposit dari polimer dan ekstrak tanaman herbal. Dalam penelitian ini kami akan membuat nanoserat komposit dari polimer polivinilpirolidon (PVP) dan selulosa asetat (SA) yang mengandung ektraks daun bandotan (EDB) sebagai agen antibakteri untuk aplikasi penutup luka yang difabrikasi dengan teknik pemintal elektrik. Selain itu, pengaruh konsentrasi EDB pada nanoserat komposit PVP/SA/EDB juga akan diinvestigasi. Aktivitas antibakteri larutan EDB 20% (b/b) mempunyai zona hambat terhadap bakteri S. areus ialah 9,3 mm dan untuk bakteri P. aeruginosa ialah 7,4 cm. Nilai KHMnya ialah1,25% dan 5% (b/b) dan nilai KBM 2,5% dan 10% (b/b). Kemudian, EDB tersebut dicampur dengan polimer PVP/SA dan dilakukan pemintalan elektrik. Dari optimasi parameter proses diperoleh tegangan optimal 15 kV dan laju alir optimal 1 ml/jam. Parameter optimal yang diambil adalah berdasarkan bentuk Taylor cone yang stabil dan larutan tidak banyak tumpah, sehingga serat yang dihasilkan memiliki sifat yang unggul. Parameter pemintalan elektrik nanoserat PVP/SA/EDB yang digunakan ialah laju alir 1 ml/jam, tegangan 15 kV, jarak koleksi 16 cm, dan kelembapan relatif 50%. Penambahan EDB pada nanoserat PVP/SA/EDB menghasilkan serat murni dan tidak ada beads, namun terbentuk serat-serat tipis. Hal ini disebabkan ketidakstabilan jet saat konsentrasi EDB semakin tinggi. Diameter serat menurun seiring bertambahnya konsentrasi EDB yaitu dari 346,33 ± 74,39 nm untuk serat PVP/SA menjadi 144,82 ± 83,12 nm untuk EDB5. Nilai k_v-nya juga beragam dari 0,21 sampai 0,57 yang merepresentasikan terbentuk serat yang seragam sampai tidak seragam. Hal ini berkaitan dengan sifat larutan PVP/SA/EDB, dimana viskositas dan tegangan permukaan menurun seiring bertambahnya konsentrasi EDB, sedangkan konduktivitas meningkat seiring bertambahnya EDB. Analisis FTIR menunjukkan bahwa serat PVP/SA/EDB memiliki kemiripan dengan spektrum EDB murni sehingga EDB berhasil terencapsulasi. Terdapat gugus fungsi fenolik, flavonoid, saponin yang menyebabkan adanya aktivitas antibakteri. Peningkatan konsentrasi EDB akan meningkatkan aktivitas antibakteri nanoserat. Nanoserat yang dihasilkan juga memiliki pH sekitar 4 yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri, derajat pengembangan yang tinggi hingga mencapai 785,656 % yang menunjukkan kemampuan serat untuk menyerap eksudat cairan luka sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Nanoserat komposit PVP/SA/EDB memiliki performa yang baik untuk diaplikasikan sebagai penutup luka.