digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penjualan sayuran melalui internet masih menjadi masalah karena masih banyak penjual sayuran yang belum bisa mempromosikan produk sayuran segar mereka di sosial media karena masuk ke dalam barang yang mudah rusak, terlebih di Instagram. Engagement rate Instagram penjual sayuran masih tergolong rendah sehingga mengakibatkan penjualan yang rendah. Dalam mempromosikan penjualan sayuran melalui Instagram, penjual sayuran harus membuat konten Instagram semenarik mungkin, terlebih dalam pembuatan Reels karena Reels bisa ditemukan di menu “explore” pengguna Instagram sehingga pembuatan Reels yang baik dapat meningkatkan engagement rate. Karena engagement rate Instagram menjadi salah satu tolak ukur sebuah brand dalam keberhasilan online marketing. Video memasak sayuran adalah salah satu cara untuk mempromosikan penjualan sayuran dari suatu penjual sayur. Teori uses and gratification expectancy concept digunakan untuk menilai kepuasan yang diperoleh individu dari penggunaan media tertentu yang memenuhi harapan informan pada saat menilai video memasak sayuran. Dalam penelitian ini akan membahas kunci dari keberhasilan membuat video memasak sayuran yang bagus dengan metode kualitatif dengan menggunakan Grounded Research. Analisis penelitian ini dimulai dari pengkodean terbuka, pengkodean fokus, pengkodean selektif, dan kejenuhan teoretis untuk mendapatkan kategori dalam menemukan kriteria yang tepat. Kategori yang disebutkan dikodekan sesuai dengan ekspektasi, kekurangan, dan solusi dari video memasak sayuran. Hasil penelitian ini akan menjawab kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk membuat Video atau Reel Postingan Instagram yang bagus untuk toko sayuran yang dapat meningkatkan engagement yaitu kelengkapan bahan, proses pembuatan makanan, penjelasan detail, bercerita, menceritakan retasan dapur, menampilkan penyajian makanan, dan membuat ciri khas.