digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER _ FIKRI NUR HUDA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I _ FIKRI NUR HUDA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II _ FIKRI NUR HUDA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III _ FIKRI NUR HUDA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV _ FIKRI NUR HUDA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V _ FIKRI NUR HUDA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI _ FIKRI NUR HUDA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fikri Nur Huda
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN_ FIKRI NUR HUDA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Metode 5S menempati peringkat kedua sebagai metode dalam konstruksi ramping yang paling banyak diterapkan oleh beberapa kontraktor BUMN di Indonesia. 5S merupakan metode yang bertujuan dalam mewujudkan lingkungan kerja yang terorganisir, rapi, dan bersih dalam upaya peningkatan produktivitas. Untuk saat ini, beberapa kontraktor di Indonesia menerapkan metode 5S dengan menyebutnya sebagai 5R yang sangat berkaitan dengan pemenuhan terhadap aspek K3. Sehingga diperlukan analisis terhadap metode 5R yang diterapkan pada proyek konstruksi dengan metode 5S sebagai salah satu tools konstruksi ramping. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana penerapan 5S dalam konsep konstruksi ramping dan memperoleh gambaran terkait 5R dalam mengakomodasi 5S dengan studi kasus proyek Gedung Utama Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Pengambilan data penerapan 5R dilakukan dengan menggunakan metode wawancara kepada tim proyek meliputi bagian engineering, operasional, HSE, dan quality control serta Biro QHSE selaku departemen yang melakukan sosialisasi dan pemeriksaan penerapan 5R pada proyek yang dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk. Selanjutnya, dilakukan analisis perbandingan antara Petunjuk 5R yang digunakan sebagai acuan penerapan dan hasil penerapan 5R di lokasi proyek berdasarkan hasil wawancara terhadap indikator penerapan 5S yang disusun berdasarkan studi literatur. Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis yang dilakukan, didapatkan bahwa penerapan 5R masih dalam tahap sosialisasi budaya dan berkaitan dalam pencapaian mutu dan K3. Selain itu, didapatkan bahwa Petunjuk 5R dan penerapan 5R di lokasi proyek belum memenuhi seluruh indikator penerapan 5S. Pada penelitian ini juga dilakukan pemetaan terhadap manfaat yang didapatkan berdasarkan hasil penerapan 5R di lokasi proyek dan Petunjuk 5R. Didapatkan bahwa hasil bahwa 5R yang mengacu pada hasil penerapan dan petunjuk, memiliki hasil paling baik dalam mengakomodasi aspek Seiton. Sedangkan aspek Seiri, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke masih diterapkan secara parsial. Dalam hasil identifikasi pencapaian manfaat dari 5R berdasarkan hasil penerapan dan Petunjuk 5R yang digunakan, didapatkan bahwa dari 6 manfaat 5S, 1 manfaat dapat dicapai oleh hasil penerapan dan Petunjuk 5R, 3 manfaat hanya dapat dicapai oleh hasil penerapan 5R, serta 2 manfaat tidak dapat dicapai secara optimal oleh hasil penerapan dan Petunjuk 5R.