digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BAB 1 Ni Luh Putu Hendiliana Dewi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Ni Luh Putu Hendiliana Dewi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Ni Luh Putu Hendiliana Dewi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Ni Luh Putu Hendiliana Dewi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Ni Luh Putu Hendiliana Dewi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Ni Luh Putu Hendiliana Dewi
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Ni Luh Putu Hendiliana Dewi
PUBLIC Yoninur Almira

LAMPIRAN NI LUH PUTU HENDILIANA DEWI
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

ABSTRAK Ni Luh Putu Hendiliana Dewi
PUBLIC Yoninur Almira

Inovasi sosial merupakan ide yang banyak berkembang di kalangan akademis. Praktik inovasi sosial sudah berkembang sejak dahulu namun adanya keberagaman definisi membuat urgensinya seringkali diragukan. Namun, beberapa penelitian menyatakan adanya peran yang vital dari inovasi sosial dalam mendukung pembangunan perdesaan neoendogen yang menunjukan adanya peluang eksistensi inovasi sosial dalam pembangunan perdesaan. Literatur terkait inovasi sosial menunjukan adanya intervensi dari peran aktor dalam pengembangan inovasi sosial yang dilakukan secara kolaboratif yang menyiratkan adanya intervensi dari jejaring. Namun, literatur inovasi sosial lebih banyak berfokus pada tingkatan aktor dan belum dibahas kaitannya dengan hubungan antar aktor proses inovasi sosial. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh jejaring terhadap inovasi sosial di perdesaan. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatoris dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus ganda. Penelitian ini menunjukan adanya karakter-karakter kunci yaitu kekuasaan, kemampuan kewirausahaan sosial dan sumber daya yang diperlukan dalam hubungan jejaring aktor sejak tahap awal proses inovasi sosial. Penelitian ini menemukan bahwa adanya kekosongan salah satu atau lebih komponen kunci dalam jejaring secara proses menyebabkan terbentuknya pengetahuan di tingkat individu yang berpengaruh pada sulitnya mencapai legitimasi terhadap perubahan institusional sebagai upaya untuk menciptakan batasan dan kesempatan tindakan aktor. Hal ini berpengaruh pada perubahan sosial yang terjadi secara cepat karena adanya tindakan komulatif individu tanpa dimediasi oleh perubahan institusional sehingga perubahan sosial dapat menimbulkan permasalahan dari internal desa. Namun, wilayah yang menunjukan adanya interaksi komponen kunci dalam jejaring menunjukan adanya pengetahuan bersama yang membuka peluang bagi pembangunan partisipatif karena adanya legitimasi terhadap perubahan institusional. Perubahan sosial terjadi secara perlahan dengan dimediasi oleh perubahan institusional yang berdampak pada adanya tindakan kolektif dari praktik-praktik sosial yang meminimalisir adanya permasalahan dari internal desa.