Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19), yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), telah mengakibatkan jutaan kematian di seluruh dunia. Peningkatan penyebarannya sebagian besar disebabkan oleh mutasi pada protein spike (S) sehingga berakibat munculnya berbagai macam varian dari virus tersebut. Kandidat agen antivirus sebagai alternatif terapeutik baru yang berpotensi untuk mengatasi permasalahan di atas perlu lebih banyak diidentifikasi. Pada pisang, protein lektin (banana lectin – BanLec) telah dilaporkan memiliki potensi sebagai agen antivirus baru dan dapat menjadi salah satu kandidat yang baik sebagai agen anti-SARS-CoV-2. BanLec merupakan protein dimer yang termasuk dalam famili jacalin-related lectin (JRL) dan sebagian besarnya ditemukan pada pisang matang. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi dan memodifikasi protein BanLec yang dapat dijadikan sebagai kandidat terbaik agen anti-SARS-CoV-2. Tahapan metodologi dalam penelitian ini meliputi seleksi dan modifikasi protein BanLec dengan mutagenesis in silico, yang mengacu pada analisis multiple sequence alignment (MSA), pemodelan protein BanLec menggunakan metode pemodelan homologi, serta simulasi penghambatan DPR oleh BanLec menggunakan pendekatan penambatan molekuler. Analisis selanjutnya dilakukan menggunakan simulasi dinamika molekul untuk mengetahui kestabilan ikatan antara DPR dan BanLec. Prediksi alergenisitas dan toksisitas teoretis serta sifat fisikokimia protein BanLec juga dilakukan. Hasil pemodelan protein menunjukkan bahwa 9 protein BanLec tipe liar dan 2 protein BanLec hasil modifikasi berhasil dimodelkan sesuai dengan struktur BanLec dari penelitian sebelumnya. Analisis penambatan molekuler mengungkapkan bahwa protein-protein BanLec, baik yang telah dimodifikasi maupun tipe liar (wild-type – WT) memiliki interaksi dan afinitas pengikatan yang sangat baik dengan DPR, khususnya protein BanLec Ma09_t10410.1 WT dan Mba09_g09870.1 H115T. Hasil analisis simulasi dinamika molekul mendukung dugaan adanya interaksi yang kuat antara DPR dan BanLec, yang ditunjukkan dengan kestabilan interaksinya. Selanjutnya diperoleh hasil prediksi bahwa protein BanLec kemungkinan besar bersifat non-alergen dan tidak memiliki domain toksik. Keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa protein BanLec berpotensi sebagai agen anti-SARS-CoV-2. Untuk mendukung dugaan ini maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang dilakukan secara in vitro dan in vivo untuk menguji kemampuan BanLec sebagai agen antivirus yang potensial dan aman.