PT INTI (Persero) yang merupakan badan usaha milik negara dimana 100% saham dimiliki
oleh pemerintah Indonesia. Menjawab perkembangan industri, PT INTI (Persero) memiliki
empat portfolio bisnis yaitu Manufacturing & Assembly, System Integrator, Digital
Service, dan Manage Service. Keempat portfolio tersebut memberikan layanan kepada
empat segmen Bisnis yaitu segmen telekomunikasi, segmen pemerintahan, segmen swasta,
dan segmen pertahanan. Salah satu produk yang dikerjakan untuk segmen pemerintahan
adalah system pemilihan umum berbasis elektronik atau lebih dikenal dengan e-voting.
Adaptasi masyarakat Indonesia terhadap teknologi semakin berkembang pesat, terlebih
setelah dipaksa dengan kehidupan new normal pasca Pandemi COVID-19. Salah satunya
adalah implementasi e-voting dalam pemilihan umum. Balai Pengkajian dan Penerapan
Teknologi/BPPT dan PT INTI (Persero) menciptakan inovasi e-voting pada tahun 2013.
PT INTI (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang dapat menggelar
pelaksanan e-voting. Penerapan e-voting dalam Pilkades telah dilaksanakan sejak 2013,
namun hingga 2021 implementasinya masih tergolong kecil, market pangsa pasar e-voting
dalam Pilkades di Indonesia hanya 2.06% dari pasar sebesar 83.820 desa di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan market share e-voting di Indonesia, peneliti melakukan riset
tentang persepsi dari pejabat pemerintah, politisi, dan masyarakat sebagai pemangku
kepentingan terhadap e-voting. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
melakukan semi-structured interview kepada 16 responden yang terdiri dari politisi,
pejabat pemerintah, masyarakat, ahli keamanan informasi, wartawan, pengamat politik,
pejabat pemerintah pusat dan pengacara sengketa politik. Hasil wawancara kemudian
dianalisa dengan menggunakan open coding, sehingga didapatkan 19 buah persepsi dari
responden, yaitu Fast, Trusted, Data Security, Reusable, Transparency, Efficient,
Socialization, Technology, Devices, Acceptance, Effective, Resistence, Expensive, Easy,
No Manipulation, Human Error, Coverage, Environmental Friendly, dan Infrastructure.
Kemudian 19 persepsi tersebut dianalisa dan dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu
Data Security, Socialization dan Expensive. Ketiga grup ini mempengaruhi persepsi lain
yang dapat menentukan kesuksesan implementasi e-voting. Hasil penelitian kemudian
digunakan untuk memberikan gambaran terhadap persepsi pemangku kepentingan
terhadap e-voting sekaligus memberikan masukan kepada PT INTI (Persero) dalam
merumuskan strategi bisnis baru untuk e-voting guna meningkatkan pangsa pasar dan
keuntungan perusahaan. Penelitian lanjutan dimasa yang akan dating dapat mengukur
kesiapan e-voting untuk ditingkatkan pada level Pilkada dan Pilpres.