digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak berat oleh pandemi virus COVID-19. Sejak bulan Maret 2020, Indonesia tercatat telah mengalami tiga gelombang COVID-19, dengan puncak kasus aktif terjadi pada sekitar Februari 2021 untuk gelombang 1, Juli 2021 untuk gelombang 2, dan Februari 2022 untuk gelombang 3. Terdapat berbagai upaya Pemerintah Indonesia dalam menekan penyebaran COVID-19 di Indonesia, di antaranya mengeluarkan kebijakan protokol kesehatan dan program vaksinasi. Namun, hal ini tetap saja menimbulkan kekhawatiran dalam masyarakat terkait risiko penyebaran COVID-19 karena berbagai ketidakpastian. Salah satu alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk memahami dinamika penyebaran COVID-19 adalah melakukan pemodelan kompartemen penyakit endemi. Pada tugas akhir ini, dilakukan pengembangan model SIR-QFV yang terdiri dari kompartemen susceptible, infected, recovered, quarantined, fatal, dan vaccinated. Untuk membuat model SIR-QFV, dilakukan pembagian waktu penyebaran ke dalam fase-fase berdasarkan analisis tren S-R menjadi 73 fase per 2 Juni 2022. Untuk setiap fase, dilakukan estimasi parameter penyebaran menggunakan Optuna. Model SIR-QFV yang telah dioptimasi dapat digunakan untuk membuat simulasi beberapa skenario penyebaran pandemi. Simulasi dilakukan dengan 2 skenario, yaitu manipulasi contact rate dan vaccination rate. Sebagai hasil, dapat disimpulkan bahwa penekanan contact rate dengan protokol kesehatan dapat menurunkan kasus dan sebaliknya. Sementara itu, proses vaksinasi akan memberikan dampak signifikan terhadap penurunan kasus apabila protokol kesehatan tetap dilaksanakan. Perhitungan kinerja model dengan beberapa metrik evaluasi menghasilkan kesimpulan bahwa model SIR-QFV dapat dijadikan salah satu alternatif dalam memahami dinamika penyebaran COVID-19. Model memiliki nilai R2 score sebesar 0,866, RMSE sebesar 2.434, RMSLE sebesar 0,026, MAE sebesar 951, dan MAPE sebesar 0,012.