Levan adalah biopolimer fruktooligosakarida (fruktan) yang dapat membentuk
struktur rantai lurus yang setiap monomernya dihubungkan dengan ikatan ?-(2,6)
glikosidik dan ada yang dapat membentuk cabang pada ikatan ?-(2,1) glikosidik.
Levan merupakan produk dari reaksi transfruktosilasi dan polimerisasi yang
dikatalisis oleh levansukrase (EC 2.4.1.10) dengan substrat sukrosa. Penelitian
mengenai pemanfaatan levan hingga saat ini terus dilakukan karena karakteristik
levan yang tidak toksik, mudah diserap, aman terdegradasi dalam tubuh dan tidak
menimbulkan alergi, sehingga levan cocok diaplikasikan di berbagai sektor
bidang industri, seperti industri pangan, industri kosmetik, industri obat-obatan.
Saat ini levan juga sedang dikembangkan sebagai material untuk nanopartikel
pada bidang nanoteknologi. Bacillus licheniformis telah diketahui merupakan
bakteri penghasil levan. Pada penelitian ini bakteri halofilik moderat Bacillus
licheniformis strain BK1 yang diisolasi dari air garam kawah lumpur Bledug
Kuwu, Grobogan, Purwodadi Jawa Tengah, diuji potensinya sebagai bakteri
penghasil levan. Pembuktian bakteri ini sebagai penghasil levan dilakukan dengan
menumbuhkan bakteri tersebut pada media Belghith (media levan) yang
mengandung sukrosa sebagai sumber karbon. Koloni-koloni bakteri ini
mensekresikan cairan kental setelah diinkubasi 24 jam yang menunjukkan hasil
positif sebagai penghasil levan. Optimasi produksi levan dilakukan dengan
mengamati aktivitas levansukrase, dimana aktivitas tertinggi dicapai pada media
yang mengandung 15% sukrosa, 7,5% NaCl, pH 8, temperatur 40oC dan waktu
inkubasi selama 16 jam. Levan yang diproduksi oleh bakteri selanjutnya
dikonfirmasi strukturnya menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) dan
Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Spektrum FTIR menunjukkan kemiripan
yang identik antara sampel yang dianalisis dengan levan standar, dimana terdapat
ikatan -OH pada bilangan gelombang sekitar 3388,93 cm-1, ikatan C-H pada
bilangan gelombang sekitar 2885,51 cm-1, ikatan C-OH pada bilangan gelombang
sekitar 1018,41 cm-1, cincin furanosa pada bilangan gelombang sekitar 1056,99-
1271,09 cm-1, dan daerah sidik jari pada bilangan gelombang sekitar 927,76-
1271,09 cm-1. Hasil analisis H-NMR lebih lanjut teridentifikasi sampel levan
memiliki geseran kimia pada 3,64 (d, H-1a) ppm; 3,85 (d, H-1b) ppm; 4,15 (d, H-
3) ppm; 4,06 (t, H-4) ppm; 3,89 (m, H-5) ppm dan 3,60 (t, H-6) ppm, sementara
pada C-NMR yaitu 60,09 (C-1) ppm; 104,27 (C-2) ppm; 76,38 (C-3) ppm; 75,26
(C-4) ppm; 80,35 (C-5) ppm dan 63,44 (C-6) ppm. Karakterisasi struktur
menunjukkan bahwa sampel terbukti merupakan levan, sehingga pada penelitian
ini dilakukan uji potensinya sebagai material untuk nanopartikel. Pada penelitianini levan digunakan untuk mengimobilisasi protein. Bovine Serum Albumin (BSA)
dan lisozim digunakan sebagai target untuk imobilisasi. Imobilisasi BSA dan
lisozim menggunakan sampel levan secara berturut-turut memberikan efisiensi
(%EI) sebesar 74,62% dan 81,77%. Partikel hasil imobilisasi dikarakterisasi
menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil analisis morfologi
partikel menggunakan SEM untuk levan yang mengimobilisasi BSA
memperlihatkan bahwa nanopartikel belum dapat membentuk partikel bulat
dengan distrubusi ukuran antara 83-298 nm, sedangkan levan yang
mengimobilisasi lisozim menghasilkan morfologi yang bulat dengan distribusi
ukuran antara 206-285 nm. Perbedaan morfologi pada nanopartikel kemungkinan
disebabkan oleh ukuran protein dan rata-rata panjang rantai levan yang berbeda.
Levan hasil produksi Bacillus licheniformis BK1 kemungkinan memiliki rantai
terlalu pendek untuk mengenkapsulasi molekul BSA, sehingga menghasilkan
bentuk nanopartikel yang tidak bulat jika dibandingkan ketika digunakan untuk
mengenkapsulasi lisozim yang memiliki berat molekul lebih rendah daripada
BSA. Imobilisasi BSA diuji juga dengan menggunakan standar levan yang
memiliki rantai lebih panjang. Nanopartikel yang dihasilkan berbentuk bulat
dengan distribusi ukuran 63–228 nm dan memiliki efisiensi 85,46%, sehingga
dapat dikonfirmasi bahwa ukuran molekul levan menentukan morfologi
nanopartikel yang dihasilkan.