Casing merupakan salah satu elemen well barrier yang sangat penting untuk integritas sumur geothermal; casing terdiri dari 2 aspek utama, yaitu kedalaman pemasangan dan desain casing. Dimulai dari saat pemasangan di dalam sumur sampai fase akhir dari sumur, yang juga dikenal dengan plug and abandonment, semuga beban internal dan eksternal yang berkeja pada casing haruslah dihitung dengan akurat. Casing juga harus dapat bertahan di kondisi lingkungan geotermal: temperatur yang tinggi, batuan dengan compressive strength tinggi, formasi dengan rekahan yang cukup besar, fluida penyebab korosi, dan tekanan undersaturated. Oleh sebab itu, untuk memenuhi sebuah kualitas yang tinggi dari integritas sumur dan sanggup bekerja dimulai dari saat fase pengeboran, komplesi, produksi, pemeliharaan (intervensi sumur dan kerjaulang), sampai dikonversi menjadi sumur injeksi dan sebaliknya menjadi sumur produksi, dan plug and abandon (P&A), spesifikasi casing harus ditentukan dengan pertimbangan keteknikan dan keekonomian (Marbun, et al., 2020).
Studi yang telah dilakukan ini membahas tentang sumur produksi X di Lapangan X, Indonesia, yang dikarakterisasikan oleh sebuah sistem panas bumi dominasi air dengan temperatur mencapai 330 °C dan tekanan sampai dengan 19.4 MPa. Setelah sumur melewati fase pengeboran dan komplesi, kegagalan pada casing telah teridentifikasi. Dalam studi yang telah dilakukan, analisis beban serta perhitungan ulang beban casing dari sumur ini dimulai dari fase pengeboran, komplesi, produksi, dan pemeliharaan untuk meningkatkan metode desain casing dan kedalaman pemasangan casing telah dilakukan. Hasil dari studi memperlihatkan bahwa kegagalan pada casing telah terjadi di dalam sumur X. Selain hal tersebut, studi ini menggunakan metode Filipina yang kemudian ditingkatkan setelah digunakan untuk perhitungan ulang dari kedalaman pemasangan casing dan metode evaluasi desain casing (Marbun, et al., 2020).