digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Khairunnisa
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Cover_Khairunnisa
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 1_Khairunnisa
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 2_Khairunnisa
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 3_Khairunnisa
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 4_Khairunnisa
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 5_Khairunnisa
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 6_Khairunnisa
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Pustaka_Khairunnisa
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Latar belakang dan tujuan:Penyakit Alzheimer ditandai denganpenurunan kadar asetilkolin di otak, salah satu upaya untuk meningkatkan kadar asetilkolin ialah dengan menghambat enzim asetilkolinesterase. Asetilkholinesterase (AChE) adalah enzim yang memetabolisme asetilkolin menjadi asetat dan kolin. Senyawa penghambat ini dapat diperoleh dari tumbuhan, salah satunya tumbuhan dari suku Zingiberaceae seperti jahe (Zingiber oficinale) dan lengkuas (Alpinia galangaL.) yang telah diketahui memiliki aktivitas penghambat asetilkolinesterase, sehingga melalui pendekatan khemotaksonomi bahwa kandungan senyawa kimia dari satu jenis tumbuhan dalam marga ataupun suku yang sama, diperkirakan akan memiliki kandungan kimia yang sama dan aktivitas biologi yang sama pula, maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap beberapa tumbuhan suku Zingiberaceaedalam penghambata asetilkolinesterase. Metode: Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% selama 1x24 jam dengan 2x pengulangan, uji aktivitas terhadap penghambatan asetilkolinesterase dilakukan secara kolorimetri, danpenetapan kadar (fenol total, flavonoid total, dan curcuminoid) dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil: Seluruh ekstrak memiliki aktivitas penghambatan asetilkolinesterase dengan aktivitas yang paling kuat diberikan oleh kunyit kemudian diikuti temulawak, temu ireng, bangle, temu kunci, lempuyang dan temu manga, dengan nilai IC50 berturut-turut 74,88 ± 1,55 µg/mL, 189,57 ± 1,67 µg/mL, 240,83 ± 1,64 µg/mL, 252,47 ± 1,04µg/mL, 280,56 ± 1,88 µg/mL, 326,34 ± 1,61 µg/mL, dan 371,63 ± 1,40µg/mL, sedangkan kontrol positif (piridostigmin) memberikan nilai IC50 5,81 ± 1,17 µg/mL. Kadar fenol total, flavonoid total dan kurkuminoid tertinggi diberikan ekstrak kunyit dengan kadar fenol total 435,22 ± 0,87 mg GAE/g, flavonoid total 456,60 ± 1,21 mg QE/g, dan kurkuminoid 315,05 ± 0,33 mg CE/g. Kesimpulan: Semua ekstrak memiliki aktivitas penghambat asetilkolinesterase dengan hambatan yang paling kuat diberikan oleh kunyit dengan IC50 74,88 ± 1,55 µg/ml, kadar fenol total 435,22 ± 0,87 mg GAE/g, flavonoid total 456,60 ± 1,21 mg QE/g, dan kurkuminoid 315,05 ± 0,33 mg CE/g.