ANGELYYN CARNELIAN CHRISTRY
EMBARGO  2027-08-02 
EMBARGO  2027-08-02 
ANGELYYN CARNELIAN CHRISTRY
EMBARGO  2027-08-02 
EMBARGO  2027-08-02 
ANGELYYN CARNELIAN CHRISTRY
EMBARGO  2027-08-02 
EMBARGO  2027-08-02 
ANGELYYN CARNELIAN CHRISTRY
EMBARGO  2027-08-02 
EMBARGO  2027-08-02 
ANGELYYN CARNELIAN CHRISTRY
EMBARGO  2027-08-02 
EMBARGO  2027-08-02 
ANGELYYN CARNELIAN CHRISTRY
EMBARGO  2027-08-02 
EMBARGO  2027-08-02 
Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang banyak menyerang orang lanjut usia. Penyakit ini disebabkan oleh penurunan produksi asetilkolin, suatu neurotransmiter yang penting dalam fungsi memori. Keberadaan enzim asetilkolinesterase yang mampu menghidrolisis asetilkolin menyebabkan kandungan neurotransmiter tersebut semakin menurun, sehingga penderita penyakit Alzheimer mengalami kehilangan memori beserta penurunan fungsi kognitif lainnya. Dengan demikian, penyakit Alzheimer dapat diobati menggunakan senyawa yang menghambat kerja enzim asetilkolinesterase. Beberapa obat inhibitor asetilkolinesterase yang telah ada, seperti takrin, donepezil, rivastigmin, dan galantamin, memberikan efek samping yang cukup mengganggu serta tidak sepenuhnya bekerja dalam mengobati penyakit Alzheimer. Hal ini menyebabkan penelitian mengenai inhibitor asetilkolinesterase masih terus dilakukan. Salah satu senyawa yang memiliki potensi sebagai inhibitor asetilkolinesterase adalah kuinazolinon. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa senyawa turunan kuinazolinon memiliki efek inhibisi terhadap asetilkolinesterase yang lebih baik dibandingkan obat Alzheimer yang telah ada. Rangka utama yang penting pada kuinazolinon sebagai inhibitor asetilkolinesterase adalah cincin heterosiklik yang mengandung atom nitrogen, serta jenis substituen pada cincin aromatiknya. Pada penelitian ini, senyawa turunan kuinazolinon telah berhasil disintesis dengan berbagai jenis substituen alkohol pada posisi C-7. Sintesis dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu siklisasi, nitrasi, dan substitusi. Produk hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektrometri massa dan spektroskopi magnet inti, serta diuji aktivitasnya terhadap enzim asetilkolinesterase dengan metode Ellman yang telah dimodifikasi. Pada penelitian ini berhasil disintesis sepuluh senyawa turunan kuinazolinon, terdiri dari lima senyawa baru dan lima senyawa telah dilaporkan. Hasil uji inhibisi menunjukkan tujuh senyawa hasil sintesis memiliki kemampuan inhibisi di atas 70%, dimana senyawa 7-propoksi-6-nitrokuinazolin-4(3H)-on dan 7-(2-etoksietoksi)-6- nitrokuinazolin-4(3H)-on memiliki aktivitas penghambatan kuat dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 3,24 ± 0,06 ?M dan 3,79 ± 0,36 ?M. Hasil uji kinetika menunjukkan dua senyawa tersebut memiliki mekanisme penghambatan campuran (mixed-type mode). Dengan demikian, senyawa turunan kuinazolinon yang tersubstitusi gugus alkoksi pada posisi C-7 berpotensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai inhibitor asetilkolinesterase.