Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan diabetes dengan prevalensi hingga lebih
dari 90% DM dunia, yang jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. DM yang
tidak segera ditangani berisiko menyebabkan komplikasi seperti kardiomiopati
diabetik dan meningkatkan risiko infark miokard (IM) akut seiring faktor risiko
kardiovaskular lainnya. Agen antihiperglikemia golongan baru seperti glucagon
like peptide-1 receptor agonist (GLP-1RA) dan sodium glucose co-transporter-2
inhibitor (SGLT2i) terbukti memiliki proteksi kardiovaskular dengan mekanisme
yang diperkirakan bersifat komplementer. Pada penelitian ini diteliti efek
kombinasi keduanya terhadap beberapa parameter diabetes dan jantung pada tikus
Wistar jantan. Hewan diinduksi dengan Lipomed?20% MCT/LCT 20 ml/kg BB
secara intragastrik (i.g.) selama 14 hari untuk menyebabkan resistensi insulin,
kemudian dilanjutkan induksi streptozotosin (STZ) 35 mg/kg BB secara
intraperitoneal (i.p.) untuk menyebabkan kerusakan sel beta pankreas ringansedang yang meniru kondisi patologi DM tipe 2. Keberhasilan induksi ditandai
dengan kadar glukosa puasa >150 mg/dL serta perbedaan signifikan (p<0,05)
antara KITT kelompok yang diinduksi dan kontrol negatif. Hewan diberi perlakuan
sesuai kelompoknya yaitu kelompok kontrol negatif, DM, dan DM+IM diberi Na-
CMC 0,5% i.g. dan NaCl 0,9% subkutan (s.c.); liraglutide (0,062 mg/kg BB s.c.);
empagliflozin (1 mg/kg BB i.g.); kombinasi (liraglutide 0,062 mg/kg BB s.c. dan
empagliflozin 1 mg/kg BB i.g.) selama 30 hari. Pada hari ke-29 dan 30 (interval
24 jam), hewan diinduksi IM dengan isoproterenol (ISO) 85 mg/kg BB (i.p.).
Serum dikumpulkan sebelum dan setelah induksi IM untuk pengukuran biomarker
jantung. Kelompok kombinasi menunjukkan hambatan kenaikan biomarker
jantung sebelum induksi IM dengan persentase hambatan (%) creatine kinase
(CK), CK-MB, lactate dehydrogenase (LDH), aspartate transaminase (AST), dan
alanine transaminase (ALT) secara berurutan yaitu 71,36; 58,97; 64,45; 25,83;
47,53. Serta persentase hambatan (%) setelah induksi IM secara berurutan yaitu
70,51; 71,48; 73,05; 41,22; dan 47,90. Hambatan kenaikan biomarker yang
signifikan (p<0,05) pada kelompok kombinasi dibanding tunggal ditunjukkan
pada biomarker CK-MB pada tikus DM yang belum diinduksi IM, serta pada
biomarker CK, CK-MB, LDH, dan AST pada tikus DM yang sudah diinduksi IM.