Baru-baru ini telah banyak diteliti kelas baru agen anti-diabetes seperti sodium glucose
co-transporter-2 inhibitor (SGLT-2i) dan dipeptydil peptidase-4 inhibitor (DPP-4i) yang
terbukti memiliki proteksi terhadap kerusakan jantung. Penelitian ini bertujuan
mengetahui efek kombinasi golongan obat tersebut terhadap parameter DM dan IM akut
dengan atau tanpa penambahan metformin yang merupakan obat lini pertama pasien DM
tipe 2. Model DM tipe 2 dibuat dengan induksi LipomedĀ® 20% MCT/LCT 20 mL/KgBB
secara intragastrik (i.g) selama 14 hari, dilanjutkan induksi streptozotosin (STZ) 55
mg/KgBB secara intraperitoneal (i.p). Selanjutnya model IM dibuat dengan induksi
isoproterenol 85 mg/KgBB i.p pada hari ke-29 dan 30. Hewan dibagi menjadi 7
kelompok. Kelompok kontrol negatif (Na CMC 0,5% i.g), kelompok kontrol positif
DM+IM, kelompok uji 1 (empagliflozin 1 mg/KgBB i.g), kelompok uji 2 (linagliptin 0,5
mg/KgBB i.g), kelompok uji 3 (metformin 87,8 mg/KgBB i.g), kelompok uji 4
(kombinasi empagliflozin dan linagliptin), dan kelompok uji 5 (kombinasi empagliflozin
dan linagliptin dengan penambahan metformin) selama 30 hari. Kelompok kombinasi
tanpa penambahan metformin menunjukan perbaikan terhadap parameter DM (nilai KITT
1,00%/menit dan GDP 123,33 mg/dL) dan IM dengan persentase hambatan (%) kenaikan
biomarker creatine kinase (CK), CK-MB, aspartate transaminase (AST), dan alanine
transaminase (ALT) secara berurutan yaitu, 62,37; 63,84; 48,42; dan 42,41. Pada
pengamatan histopatologi, teramati celah yang rapat antar serat miokard serta tidak
teramati infiltrasi sel inflamasi dan pada penentuan %luas area infark dengan imageJ,
memberikan hasil yang lebih rendah sebesar 2,94%. Tidak hanya itu, pemberian
kombinasi obat tersebut terbukti dapat meningkatkan kadar protein SIRT-1 sebesar 7,25
ng/mL. Sedangkan kombinasi dengan penambahan metformin tidak memberikan efek
yang lebih baik dibandingkan kombinasi sebelumnya pada parameter DM (nilai KITT
0,89%/menit dan GDP 160,67 mg/dL) dan IM dengan persentase hambatan (%) kenaikan
biomarker secara berurutan yaitu, 56,33; 57,57; 35,27; dan 36,83. Pada pengamatan
histopatologi masih teramati celah antar serat miokard yang lebar, serta infiltrasi sel
inflamasi, dan pada penentuan %luas area infark dengan ImageJ memberikan hasil yang
lebih besar sebesar 3,48%. Tidak hanya itu, kadar protein SIRT-1 yang terdeteksi lebih
sedikit yaitu 5,44 ng/mL. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi obat
empagliflozin dan linagliptin tanpa penambahan metformin memberikan proteksi yang
lebih baik pada kondisi IM akut akibat DM.