digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kharisma Idea
PUBLIC Suharsiyah

Dalam penelitian injeksi kimia, Berea telah digunakan selama 30 tahun sebagai media injeksi. Penggunaan Berea direkomendasikan karena Berea mempresentasikan keadaan reservoir batupasir yang baik dengan porositas berkisar 10-25% dan permeabilitas 50-1000 mD. Peningkatan perolehan minyak yang dihasilkan sangat baik jika dilakukan injeksi kimia dengan menggunakan Berea. Masalah ditemukan ketika metode injeksi yang sama diaplikasikan ke conto reservoir batupasir di Indonesia, pada Formasi Airbenakat. Dengan kisaran harga porositas dan permeabilitas yang sama antara conto reservoir pada Formasi Airbenakat dan Berea, hasil peningkatan perolehan minyak setelah injeksi air berbeda. Dari hasil penelitian penggunakan surfaktan anionik terhadap Berea dan conto reservoir diperoleh hasil peningkatan perolehan minyak dengan Berea mencapai 50% setelah injeksi air dan peningkatan perolehan minyak conto reservoir dibawah 10% setelah injeksi air. Batupasir Formasi Airbenakat adalah Graywacke di mana butiran terdiri dari kuarsa dan felspar, semen terdiri dari kalsit dan lempung. Lempung dapat hadir sebagai matriks pada batupasir Graywacke. Analisis terhadap batupasir singkapan dan reservoir dilakukan untuk mengindentifikasi keberadaan mineral kalsit dan smektit (monmorilonit) dengan melakukan X-Ray diffraction (XRD), analisis sayatan tipis, Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDS). Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh kalsit dan smektit (monmorilonit) terhadap keberhasilan injeksi surfaktan anionik. Surfaktan anionik yang digunakan adalah jenis alkil karbosilat. Karakterisasi dan kinerja dari surfaktan dievaluasi melalui pengukuran Critical Misselle Concentration/CMC, Interfacial-Tension/IFT, Sudut kontak dan Adsorpsi. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh mineral seperti smektit (montmorillonit) dan semen karbonatan (kalsit) terhadap kinerja larutan surfaktan alkil karboksilat. Kalsit dan smektit memiliki muatan permukaan positif dan negatif yang akan mempengaruhi adsorpsi dan/atau pengendapan surfaktan anionik. Mineral smektit (monmorilonit) sangat reaktif terhadap air, dan mengakibatkan swelling yang berakibat mengecilnya ukuran pori batuan dan menurunkan permeabilitas sehingga hasil injeksi surfaktan tidak optimum. Kalsit bereaksi dengan larutan surfaktan anionik alkil karboksilat karena adanya surface charge di mana surfaktan anionik alkil karboksilat bermuatan iv negatif sedangkan mineral kalsit bermuatan positif. Interaksi larutan surfaktan anionik dengan ion anorganik seperti Ca2+ menyebabkan terjadinya pengendapan dan pada skala injeksi dapat menimbulkan penyumbatan pada pori-pori conto sehingga tekanan injeksi menjadi besar. Adsorpsi dan/atau pengendapan mempengaruhi perolehan minyak setelah injeksi larutan surfaktan pada conto singkapan dan reservoir Batupasir dari Formasi Airbenakat, baik berpengaruh secara positif maupun negatif. Kandungan kalsit dan smektit dalam conto batupasir mempengaruhi peningkatan perolehan minyak setelah injeksi surfaktan anionik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan kalsit dan smektit yang tinggi menghambat peningkatan perolehan minyak, dan pengaruh negatif ini semakin kecil dengan berkurangnya kandungan kalsit dan smektit. Kandungan kalsit dan smektit yang besar menyebabkan adsorpsi larutan surfaktan 2% A-127 menjadi tinggi. Perubahan nilai IFT pada larutan surfaktan terjadi dari 10-3 mN/m menjadi 100 mN/m selama 48 jam mengindikasikan turunnya kinerja larutan surfaktan alkil karboksilat. Kandungan kalsit yang tinggi menyebabkan terjadinya pelarutan kalsit oleh surfaktan anionik alkil karboksilat terbukti dengan adanya peningkatan konsentrasi Ca2+ pada larutan surfaktan, baik pada uji adsorbs dan uji coreflooding. Pelarutan Ca2+ menyebabkan Ca2+ bermigrasi mengikuti aliran injeksi dan menaikkan back-pressure menjadi semakin tinggi selama proses injeksi. Peningkatan perolehan minyak masih dapat diamati pada conto batupasir yang kandungan kalsit dan smektitnya kecil, tergantung pada jumlah PV injeksi larutan surfaktan. Semakin besar PV injeksi larutan surfaktan maka perolehan minyak semakin tinggi.