digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ludy Imam Machgribi Putra
PUBLIC Dewi Supryati

Pelaksanaan pembelajaran daring akibat pandemi Covid-19, berdampak kepada pelajar dengan disabilitas netra akibat keterbatasan akses terhadap materi belajar. Salah satu upaya Kemendikbud, adalah melalui aplikasi telepon genggam rumah belajar yang ditujukan untuk pelajar tanpa disabilitas dan pelajar dengan disabilitas. Rumah belajar merupakan aplikasi yang menyediakan konten pembelajaran interaktif sebagai media belajar bantuan dan sumber referensi materi belajar. Berdasarkan studi pendahuluan, ditemukan bahwa aplikasi rumah belajar sulit untuk digunakan oleh pengguna dengan disabilitas netra. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aksesibilitas aplikasi rumah belajar dengan melakukan evaluasi aksesibilitas dan usabilitas. Evaluasi aksesibilitas menggunakan metode conformance evaluation dengan standar WCAG 2.1, sedangkan evaluasi usabilitas menggunakan metode user evaluation dengan usability testing. Metode pengambilan data dilakukan secara in-person terhadap 6 partisipan pelajar disabilitas netra. Menurut hasil penelitian, ditemukan bahwa berdasarkan standar WCAG 2.1 tingkat aksesibilitas aplikasi rumah belajar masih rendah, dikarenakan terdapat 12 kriteria sukses level minimum yang tidak tercapai. Selain itu, 5 sub tugas dari 11 sub tugas yang mencakup 3 tugas utama yaitu pembuatan akun, pemilihan fitur sumber belajar dan pembelajaran materi belajar dinilai tidak efektif dan terdapat 12 kelompok kesalahan serta 9 kendala RTA yang diprioritaskan untuk diperbaiki. Berdasarkan hasil tersebut, dirumuskan 16 rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan aksesibilitas aplikasi rumah belajar dengan metode concept generation. Kata kunci: