Multivitamin merupakan salah satu produk yang mengalami disrupsi permintaan
paling tinggi akibat pandemi COVID - 19. Di masa pandemi masyarakat
memborong kebutuhan obat yang berfungsi sebagai daya tahan untuk diri sendiri
maupun keluarganya. Hal ini menimbulkan kekosongan obat multivitamin
dipasaran sehingga menyulitkan masyarakat lain yang membutuhkan. Seiring
dengan peningkatan transaksi e - commerce, juga membuat penjualan produk
farmasi terutama produk multivitamin secara online di Indonesia diproyeksikan
akan terus berkembang. Harga merupakan salah satu faktor pendukung yang
mampu meningkatkan keputusan pembelian, sehingga untuk dapat memenangkan
persaingan dalam pasar produk multivitamin, perusahaan harus mampu menekan
harga produksi. Harga pokok produksi disusun oleh raw material cost, direct
labour cost, dan factory overhead cost.
Pada penelitian ini dilakukan penetapan dan analisa strategi dalam menurunkan
harga pokok produksi pada produk multivitamin. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui strategi dalam menurunkan harga pokok produksi pada
produk farmasi sediaan solid (produk multivitamin) dan mengevaluasi strategi yang
diterapkan akankah mampu menurunkan harga pokok produksi pada produk
farmasi sediaan solid (produk multivitamin). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar dalam menetapkan strategi untuk menurunkan harga
pokok produksi pada produk farmasi sediaan solid (produk multivitamin) bagi
perusahaan farmasi. Kebaruan dari penelitian ini adalah analisa strategi dalam
menurunkan harga pokok produksi pada produk farmasi sediaan solid (produk
multivitamin) beserta evaluasi hasilnya belum pernah dilakukan sebelumnya.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dimana penelitian ini dilakukan dalam
ruang lingkup yang dapat dikontrol langsung oleh penulis sebagai personil
Departemen Produksi di PT X.
Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian
dilakukan pada produk multivitamin yang diproduksi di PT. X, dengan periode
penelitian dari Oktober 2020 hingga April 2022. Data sebelum penerapan strategi
diambil dari laporan harga pokok produksi produk multivitamin sebanyak 10 batch
komersial periode Juli - September 2020. Sedangkan data setelah penerapan strategi
diambil dari laporan harga pokok produksi produk multivitamin sebanyak 10 batch
komersial periode Februari - April 2022. Data dianalisa menggunakan
perbandingan harga pokok produksi sebelum dan sesudah penerapan strategi, serta
menghitung perubahan harga pokok produksi dan komponen penyusunnya untuk
mengevaluasi dampak dari penerapan strategi.
Strategi dalam menurunkan raw material cost pada produk multivitamin dapat
dilakukan dengan cara eliminasi brosur, modifikasi dimensi blister, modifikasi
dimensi outer box, modifikasi inner box, diversifikasi Vitamin 2, dan diversifikasi
alu - foil print. Strategi dalam menurunkan direct labour cost pada produk
multivitamin dapat dilakukan dengan cara penggantian mesin coating, penggantian
mesin kemas, dan perbesaran batch size. Strategi dalam menurunkan factory
overhead cost pada produk multivitamin dapat dilakukan dengan cara penggantian
mesin coating, penggantian mesin kemas, dan perbesaran batch size. Penerapan
strategi dalam menurunkan raw material cost berdampak pada penurunan raw
material cost per tablet sebesar Rp 70,54 (turun 12%). Penerapan strategi dalam
menurunkan direct labour cost berdampak pada penurunan direct labour cost per
tablet sebesar Rp 5,24 (turun 18%). Penerapan strategi dalam menurunkan factory
overhead cost berdampak pada penurunan factory overhead cost per tablet sebesar
Rp 83,08 (turun 45%). Total penurunan harga pokok produksi per tablet setelah
penerapan strategi sebesar Rp 157,90 (turun 19%). Faktor-faktor yang tidak dapat
dikontrol pada penelitian ini antara lain unit cost material yang disebabkan oleh
faktor eksternal, direct labour rate dan factory overhead rate.