digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Multivitamin merupakan salah satu produk yang mengalami disrupsi permintaan paling tinggi akibat pandemi COVID - 19. Di masa pandemi masyarakat memborong kebutuhan obat yang berfungsi sebagai daya tahan untuk diri sendiri maupun keluarganya. Hal ini menimbulkan kekosongan obat multivitamin dipasaran sehingga menyulitkan masyarakat lain yang membutuhkan. Seiring dengan peningkatan transaksi e - commerce, juga membuat penjualan produk farmasi terutama produk multivitamin secara online di Indonesia diproyeksikan akan terus berkembang. Harga merupakan salah satu faktor pendukung yang mampu meningkatkan keputusan pembelian, sehingga untuk dapat memenangkan persaingan dalam pasar produk multivitamin, perusahaan harus mampu menekan harga produksi. Harga pokok produksi disusun oleh raw material cost, direct labour cost, dan factory overhead cost. Pada penelitian ini dilakukan penetapan dan analisa strategi dalam menurunkan harga pokok produksi pada produk multivitamin. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi dalam menurunkan harga pokok produksi pada produk farmasi sediaan solid (produk multivitamin) dan mengevaluasi strategi yang diterapkan akankah mampu menurunkan harga pokok produksi pada produk farmasi sediaan solid (produk multivitamin). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam menetapkan strategi untuk menurunkan harga pokok produksi pada produk farmasi sediaan solid (produk multivitamin) bagi perusahaan farmasi. Kebaruan dari penelitian ini adalah analisa strategi dalam menurunkan harga pokok produksi pada produk farmasi sediaan solid (produk multivitamin) beserta evaluasi hasilnya belum pernah dilakukan sebelumnya. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dimana penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup yang dapat dikontrol langsung oleh penulis sebagai personil Departemen Produksi di PT X. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan pada produk multivitamin yang diproduksi di PT. X, dengan periode penelitian dari Oktober 2020 hingga April 2022. Data sebelum penerapan strategi diambil dari laporan harga pokok produksi produk multivitamin sebanyak 10 batch komersial periode Juli - September 2020. Sedangkan data setelah penerapan strategi diambil dari laporan harga pokok produksi produk multivitamin sebanyak 10 batch komersial periode Februari - April 2022. Data dianalisa menggunakan perbandingan harga pokok produksi sebelum dan sesudah penerapan strategi, serta menghitung perubahan harga pokok produksi dan komponen penyusunnya untuk mengevaluasi dampak dari penerapan strategi. Strategi dalam menurunkan raw material cost pada produk multivitamin dapat dilakukan dengan cara eliminasi brosur, modifikasi dimensi blister, modifikasi dimensi outer box, modifikasi inner box, diversifikasi Vitamin 2, dan diversifikasi alu - foil print. Strategi dalam menurunkan direct labour cost pada produk multivitamin dapat dilakukan dengan cara penggantian mesin coating, penggantian mesin kemas, dan perbesaran batch size. Strategi dalam menurunkan factory overhead cost pada produk multivitamin dapat dilakukan dengan cara penggantian mesin coating, penggantian mesin kemas, dan perbesaran batch size. Penerapan strategi dalam menurunkan raw material cost berdampak pada penurunan raw material cost per tablet sebesar Rp 70,54 (turun 12%). Penerapan strategi dalam menurunkan direct labour cost berdampak pada penurunan direct labour cost per tablet sebesar Rp 5,24 (turun 18%). Penerapan strategi dalam menurunkan factory overhead cost berdampak pada penurunan factory overhead cost per tablet sebesar Rp 83,08 (turun 45%). Total penurunan harga pokok produksi per tablet setelah penerapan strategi sebesar Rp 157,90 (turun 19%). Faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol pada penelitian ini antara lain unit cost material yang disebabkan oleh faktor eksternal, direct labour rate dan factory overhead rate.