BAB 1 Aisha Wahhaab
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Aisha Wahhaab
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Aisha Wahhaab
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Aisha Wahhaab
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Aisha Wahhaab
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Masalah resistensi bakteri patogen terhadap antibiotik merupakan ancaman kesehatan global.
Setiap tahunnya kemunculan bakteri multidrug-resistant (MDRB) mengalami peningkatan yang
menyebabkan infeksi tidak dapat diobati dengan pengobatan antibiotik yang sudah ada, sehingga
berdampak pada semakin tingginya tingkat mortalitas dan beban finansial. Oleh karena itu perlu
dilakukan penemuan senyawa antibiotik baru yang efektif mengatasi masalah resistensi
antibiotik. Penelitian sebelumnya berhasil mengisolasi Streptomyces aureofaciens A4 yang
berasosiasi secara ektosimbion dengan spons (Amorphinopsis excavans) asal Pantai Rancabuaya,
Jawa Barat. Diperoleh 85 senyawa metabolit dari ekstrak etil asetat, namun dibutuhkan
karakterisasi senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan senyawa metabolit S. aureofaciens A4 yang berpotensi sebagai antibakteri
berdasarkan interaksi dengan beberapa protein target antibakteri (DNA gyrase, Topoisomerase
IV, PBP 1a, dan DHFR) dengan metode molecular docking secara in silico. Dilakukan molecular
docking menggunakan perangkat lunak AutoDock v.4.2.6 dan divisualisasi interaksi ligan
dengan protein menggunakan perangkat lunak BIOVIA Discovery Studio 2021 dan PyMOL.
Senyawa kandidat antibakteri dipilih berdasarkan nilai skor docking terendah dan keberadaan
interaksi ligan dengan residu kunci pada protein target, kemudian dievaluasi parameter
fisikokimia drug-likeness berdasarkan aturan Lipinski. Hasil molecular docking menunjukkan
bahwa terdapat 6 senyawa uji dengan skor docking yang lebih rendah dibandingkan kontrol
ciprofloxacin terhadap protein DNA gyrase B. Terdapat 4 senyawa uji dengan skor docking lebih
rendah dibandingkan kontrol ceftazidime terhadap protein PBP 1a. Terdapat 10 senyawa uji
dengan skor docking yang lebih rendah dibandingkan kontrol trimethoprim terhadap protein
DHFR. Interaksi antara protein dengan masing-masing senyawa uji tersebut juga melibatkan
residu kunci yang berperan penting pada sisi aktif protein. Didapatkan senyawa yang berpotensi
sebagai antibakteri narrow-spectrum yaitu 3,5- di-tert-Butyl-4-hydroxyphenylpropionic acid
terhadap target PBP1a dan Benzenepropanoic acid, 3,5- bis(1,1-dimethylethyl)-4-hydroxy-, methyl ester terhadap DHFR. Didapatkan senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri
broad-spectrum yaitu 3-Acetylphenanthrene dan
3-(p-Ethoxyphenyl)-5-(O-tolyloxymethyl)-2-oxazolidone terhadap multitarget DNA gyrase B dan
DHFR, 7,9-Di-tert-butyl-1-oxaspiro(4,5)deca-6,9-diene-2,8-dione terhadap PBP1a dan DHFR
dan Isobenzofuro [5,6-b]benzofuran-8-carboxylic acid, 1,3-dihydro-7,10-dimethoxy-9-methyl-1-
oxo-, methyl ester terhadap DNA gyrase B, PBP 1a, dan DHFR. Seluruh senyawa kandidat
antibakteri memiliki karakteristik senyawa mirip obat yang baik berdasarkan aturan Lipinski.
Senyawa kandidat antibakteri tersebut dihasilkan pada medium ISP4+ASW dari awal hingga
akhir fase pertumbuhan (waktu fermentasi hari ke-0, 3, 6, 9, dan 12) pada hasil penelitian
sebelumnya, namun paling banyak merupakan metabolit sekunder yang diproduksi pada fase
stasioner yaitu pada hari ke-6 dan hari ke-12. Studi in vitro dan in vivo lebih lanjut perlu
dilakukan untuk memvalidasi hasil penelitian ini.