Service mesh adalah perangkat lunak yang ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas
jaringan pada aplikasi dengan arsitektur microservice. Service mesh memiliki banyak
implementasi sehingga pemilihan service mesh sering kali menjadi tidak jelas. Kinerja
service mesh perlu dianalisis untuk dapat memilih service mesh yang tepat. Analisis
kinerja dilakukan dengan menguji service mesh dengan beban tertentu dan menghitung
penggunaan resource serta latency yang dihasilkannya. Untuk melakukan pengujian,
dibuat sebuah program script yang melakukan pengujian service mesh satu per satu.
Pengujian dilakukan pada platform berbasis cloud. Hasil penilaian kinerja
menunjukkan bahwa implementasi service mesh memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing masing dengan urutan service mesh yang memiliki kinerja
paling baik adalah Kuma, Consul, Linkerd, Nginx Service Mesh, dan Open Service
Mesh. Kuma memiliki kinerja paling baik dengan latency rata-rata 2.18 milidetik,
penggunaan CPU proxy rata-rata 460 miliCPU dan penggunaan memori proxy rata-rata
6.3 GB. Sebagai perbandingan, rata-rata latency paling tinggi dimiliki oleh Istio dengan
nilai 8 milidetik. Open Service Mesh memiliki penggunaan resource proxy terbesar
dengan nilai penggunaan CPU rata-rata sebesar 2000 miliCPU dan penggunaan memori
rata-rata sebesar 24.6 GB.