PT. Pertamina-EP menghadapi tantangan dimana sebagian besar wilayah
produksinya merupakan lapangan yang sudah mature. Salah satu upaya yang
dilakukan Pertamina-EP adalah dengan melakukan eksploitasi dan eksplorasi pada
area antar struktur atau biasa disebut interfield zones, salah satunya dengan
melakukan pemboran di struktur Cemara Timur yang merupakan sisi luar struktur
Cemara. Pada tahun 2019 pemboran sumur ZVR-19 dimulai, pada pemboran
tersebut didapatkan potensi lapisan OS-4; Sumur ZVR-19 pada awal produksi
sebesar; 780 bfpd/ 721 bcpd/ 8.3%/ 3.9 Mmscfd. Dengan produksi sebesar itu,
sumur ZVR-19 merupakan salah satu penghasil migas terbesar di lapangan
Jatibarang, hampir 10% produksi berasal dari sumur ini. Selama kurang lebih 2
tahun produksi, lapisan OS-4 sumur ZVR-19 terus mengalami penurunan.
Penelitian ini berfokus pada pencarian alternatif terbaik untuk meningkatkan
produksi lapisan OS-4 sumur ZVR-19 sehingga sumur dapat berproduksi Kembali
sesuai dengan kapasitas optimalnya.
Untuk mempermudah proses evaluasi masalah dan pencarian akar penyebab
masalah digunakan beberapa metode seperti Analisa SWOT, Kepner-Tregoe
Analysis kemudian disempurnakan dengan Fishbone diagram dan Pareto analysis.
Untuk mendapatkan kriteria proses seleksi dan mempersempit alternatif solusi yang
didapatkan, digunakan metode Value Focused Thinking (VFT) kemudian proses
pengambilan keputusan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, alternatif solusi terbaik yang diambil
untuk mengatasi permasalahan penurunan produksi di sumur ZVR-19 adalah
dengan melakukan Hydraulic Fracturing. Proses pengambilan keputusan sudah
mempertimbangkan kriteria Cost dan Benefit sebagai Key Performance Indicator
(KPI) dari perusahaan. Design Hydraulic Fracturing yang akan dilakukan adalah
dengan memompakan 20.000 klbs pasir propan kedalam reservoir dan diharapkan
dapat membuat Propped Fract Length 28 m, frac height 27 m dan Dimensionless
Frac Conductivity sebesar 22. Dengan melaksanakan program tersebut diharapk