digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Attaya Artemis Meiritza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Attaya Artemis Meiritza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Attaya Artemis Meiritza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Attaya Artemis Meiritza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Attaya Artemis Meiritza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Attaya Artemis Meiritza
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Bioenergy carbon capture and storage (BECCS) diharapkan berperan dalam mitigasi GRK, berkontribusi 8% untuk pembangkitan listrik Indonesia pada 2050. Namun, studi terkait penerapan BECCS di Indonesia masih kurang. Studi ini bertujuan untuk memberikan parameter pokok untuk penilaian awal berbagai opsi BECCS melalui pembuatan model sistem energi dengan 6 kasus berbeda menggunakan variasi jenis biomassa, kapasitas pembangkit, dan mode pembakaran. 6 kasus tersebut adalah ampas tebu (SCB), jerami (RS), cangkang sawit (PKS), tandan buah kosong (EFB), refuse derived fuel (RDF firing, co-firing). Ruang lingkup meliputi transportasi biomassa, pembakaran, pre-treatment gas, penangkapan karbon, kompresi (tidak termasuk transportasi dan injeksi). Fasilitas carbon capture disimulasikan dengan Aspen HYSYS dan dievaluasi dengan Aspen Process Economic Analyzer. Simple levelized cost of electricity (sLCOE) dievaluasi dengan temuan bahwa faktor dominan penurunan sLCOE adalah kapasitas pembangkit dan komposisi CO2 pada gas buang. BECCS di Indonesia menguntungkan untuk pembangkit dengan kapasitas >20 MW dan konsentrasi CO2 >12.1%. Faktor lain yang turut berpengaruh adalah intensitas emisi, yang berkaitan erat dengan nilai kalor. Biomassa dengan nilai kalor <23.14 MJ/kg tidak cocok untuk BECCS karena dapat menghasilkan neraca energi negatif karena kemampuan pembangkitan yang rendah dan penalti energi yang tinggi. Jenis biomassa yang cocok untuk BECCS adalah PKS dan RS. Analisis sensitivitas harga karbon juga dievaluasi, ditemukan bahwa harga 65 ???? 79 USD/ton CO2 dengan faktor DPP 0 perlu diterapkan untuk membuat BECCS bersaing. Dengan faktor DPP 1.013 yang direncanakan pemerintah sekarang, harga karbon menjadi terlalu tinggi.