ABSTRAK B. Efata Ferryka S. K. U.
PUBLIC TINI SUPARTINI
COVER B. Efata Ferryka S. K. U.
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 B. Efata Ferryka S. K. U.
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 B. Efata Ferryka S. K. U.
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 B. Efata Ferryka S. K. U.
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 B. Efata Ferryka S. K. U.
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 B. Efata Ferryka S. K. U.
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA B. Efata Ferryka S. K. U.
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman obat yang banyak tumbuh di Indonesia. Daun kelor
merupakan salah satu bagian tanaman yang sering dimanfaatkan karena kandungan antioksidan
dan antikankernya yang tinggi. Sifat antioksidan dan antikanker dari daun kelor berasal dari
seenyawa polifenol didalamnya. Secara umum, senyawa polifenol dalam daun kelor hadir dalam
bentuk terkonjugasi dengan bagian gula, amina, dan lipid. Perlakuan awal fermentasi fase padat
dapat membantu melepaskan senyawa polifenol yang terkonjugasi. Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan waktu fermentasi optimal Aspergillus niger untuk ekstraksi senyawa polifenol dari
daun kelor yang menghasilkan perolehan tinggi. Inokulum A. niger sebanyak 6 x 105 CFU/mL
ditambahkan pada daun kelor dalam sistem fermentasi. Fermentasi dilakukan selama 7 hari pada
suhu ruang (25oC) dan wadah disimpan dalam kondisi gelap (0 W/m2). Ekstraksi dilakukan
dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol selama 1 jam. Pengambilan data kadar
lignoselulosa daun dan perolehan ekstrak dilakukan setiap 2 hari. Melalui proses fermentasi, kadar
hemiselulosa, selulosa, dan lignin pada daun kelor mengalami penurunan. Penurunan kadar
hemiselulosa, selulosa, dan lignin daun kelor selama 7 hari fermentasi adalah sebesar 40,3%,
33,87%, dan 27,89% berturut - turut. Perolehan ekstrak daun kelor tertinggi didapatkan pada hari
ke-5 fermentasi yaitu sebesar 24,32%. Hasil ekstrak daun kelor kemudian dianalisis kandungan
total fenol, kandungan total flavonoid, aktivitas antimikroba, aktivitas antioksidan, dan komposisi
senyawa bioaktif. Kandungan total fenol dan flavonoid tertinggi didapatkan pada hari ke-5
fermentasi yaitu sebesar 175,48 mg GAE/g ekstrak dan 117,16 mg QE/g ekstrak berturut – turut.
Nilai IC50 hasil ekstrak daun kelor didapatkan paling rendah pada hari ke-5 fermentasi yaitu
sebesar 65,94 ppm. Ekstrak daun kelor teruji memiliki aktivitas antimikroba untuk bakteri gram
positif Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus, serta bakteri gram negatif Eschericia coli.
Komposisi senyawa kaempferol yang terkandung dalam ekstrak daun kelor tanpa fermentasi
adalah 0,011%, dan menunjukkan peningkatan pada ekstrak daun kelor terfermentasi selama 5 hari
dengan komposisi senyawa kaempferol sebesar 0,078%.