Teori dan konsep daya saing wilayah (Regional Competitiveness) masih terus
berkembang dan interpretasinya masih dalam perdebatan. Sampai saat ini, basis
keilmuan yang sudah jelas adalah konsep daya saing perusahaan dan juga konsep
daya saing nasional. Padahal pelibatan konsep daya saing di tingkat meso, yaitu
daya saing wilayah menjadi sangat penting untuk menyiapkan wilayah yang
kompetitif dan mampu survive dalam merespon dinamika globalisasi ekonomi yang
semakin terbuka khususnya pada ada sistem desentralisasi dan otonomi
kewenangan di Indonesia. Sebagian besar kajian tentang daya saing wilayah di
Indonesia lebih banyak pada menggambarkan profil dan peringkat daya saing
daerah dengan parameter pengukurnya. Belum ada yang mengkaji bagaimana
membangun faktor-faktor pembentuk daya saing wilayah.
Tujuan dari penelitian ini untuk melengkapi konsep daya saing yang sebelumnya
masih pada tingkatan mikro ekonomi (teori bisnis) dan makro ekonomi (Teori
Pertumbuhan) dengan konsep daya saing pada tingkat wilayah yang difokuskkan
pada (i) Modifikasi faktor – faktor Diamond penentu daya saing level nasional
menjadi faktor-faktor penentu daya saing level wilayah; (ii) Mengkaji Peran
Pemerintah daerah (kelembagaan dan actor) terhadap faktor-faktor penentu daya
saing wilayah; (iii) Mengkaji hubungan antara peran pemerintah daerah dan faktorfaktor penentu daya saing terhadap peningkatan daya saing wilayah.
Penelitian ini dilakukan dengan mengggunakan pendekatan mixed-methods
denganmodel concurrent triangulation strategy, dimana tahapannya mulai dari
studi literature untuk mengidentifikasi variable-variabel faktor penentu daya saing
wilayah yang relevan dengan tujuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan
Analisa deskriptif tentang variable-variabel tersebut dan dipilih secara statistic
melalui Analitical Network Process (ANP) untuk menjadi faktor dominan penentu
daya saing. Selanjutnya, faktor-faktor dominan tersebut di lakukan uji analisis
kualitatif dengan peran (kebijakan) pemerintah daerah untuk melihat apakah ada
kontribusi nyata intervensi peran pemerintah daerah terhadap faktor penentu daya
saing. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dengan melayangkan
kuesioner ke 4 kabupaten kota yang mewakili setiap kuadran daya saing daerah
terhadap beberapa instansi pemerintah yang relevan, berikut dengan wawancara in
depth kepada para ahli.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternative kerangka metode analisis
daya saing pada level wilayah. Dimana kehadiran konsep daya saing wilayah dapat
menjadi katalisator dan enabler terhadap pengembangan spesialisasi wilayah dan
networking antar wilayah dalam menghadapi era globalisasi ekonomi. Lebih lanjut
Penggunaan perspektif teori institutionalism, teori governance dan teori policy
networks akan memperkaya konsep daya saing dalam paradigma konsep
perencanaan wilayah yang selama ini hanya bertumpu pada ekonomi makro (teori
pertumbuhan) dan ekonomi mikro (Teori Bisnis).