digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teori dan konsep daya saing wilayah (Regional Competitiveness) masih terus berkembang dan interpretasinya masih dalam perdebatan. Sampai saat ini, basis keilmuan yang sudah jelas adalah konsep daya saing perusahaan dan juga konsep daya saing nasional. Padahal pelibatan konsep daya saing di tingkat meso, yaitu daya saing wilayah menjadi sangat penting untuk menyiapkan wilayah yang kompetitif dan mampu survive dalam merespon dinamika globalisasi ekonomi yang semakin terbuka khususnya pada ada sistem desentralisasi dan otonomi kewenangan di Indonesia. Sebagian besar kajian tentang daya saing wilayah di Indonesia lebih banyak pada menggambarkan profil dan peringkat daya saing daerah dengan parameter pengukurnya. Belum ada yang mengkaji bagaimana membangun faktor-faktor pembentuk daya saing wilayah. Tujuan dari penelitian ini untuk melengkapi konsep daya saing yang sebelumnya masih pada tingkatan mikro ekonomi (teori bisnis) dan makro ekonomi (Teori Pertumbuhan) dengan konsep daya saing pada tingkat wilayah yang difokuskkan pada (i) Modifikasi faktor – faktor Diamond penentu daya saing level nasional menjadi faktor-faktor penentu daya saing level wilayah; (ii) Mengkaji Peran Pemerintah daerah (kelembagaan dan actor) terhadap faktor-faktor penentu daya saing wilayah; (iii) Mengkaji hubungan antara peran pemerintah daerah dan faktorfaktor penentu daya saing terhadap peningkatan daya saing wilayah. Penelitian ini dilakukan dengan mengggunakan pendekatan mixed-methods denganmodel concurrent triangulation strategy, dimana tahapannya mulai dari studi literature untuk mengidentifikasi variable-variabel faktor penentu daya saing wilayah yang relevan dengan tujuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan Analisa deskriptif tentang variable-variabel tersebut dan dipilih secara statistic melalui Analitical Network Process (ANP) untuk menjadi faktor dominan penentu daya saing. Selanjutnya, faktor-faktor dominan tersebut di lakukan uji analisis kualitatif dengan peran (kebijakan) pemerintah daerah untuk melihat apakah ada kontribusi nyata intervensi peran pemerintah daerah terhadap faktor penentu daya saing. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dengan melayangkan kuesioner ke 4 kabupaten kota yang mewakili setiap kuadran daya saing daerah terhadap beberapa instansi pemerintah yang relevan, berikut dengan wawancara in depth kepada para ahli. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternative kerangka metode analisis daya saing pada level wilayah. Dimana kehadiran konsep daya saing wilayah dapat menjadi katalisator dan enabler terhadap pengembangan spesialisasi wilayah dan networking antar wilayah dalam menghadapi era globalisasi ekonomi. Lebih lanjut Penggunaan perspektif teori institutionalism, teori governance dan teori policy networks akan memperkaya konsep daya saing dalam paradigma konsep perencanaan wilayah yang selama ini hanya bertumpu pada ekonomi makro (teori pertumbuhan) dan ekonomi mikro (Teori Bisnis).