digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Musyaffa Rifqi Harimardika
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Sindrom Coronavirus 2 (SARS - CoV - 2) yang merupakan penyebab COVID - 19 dapat ditularkan melalui percikan saluran pernafasan atau kontak fisik. Sudah hampir 2 tahun COVID – 19 dan publik perlu mempertimbangkan peran sosial, kompleksitas, dan meninjau adaptasi tata letak. Tren Work from Home (WFH) menjadi gaya hidup baru masyarakat, sesuai dari survey menyimpulkan banyak pekerja lebih memilih bekerja dari rumah setelah pandemi berakhir. Beberapa metode simulasi komputasi yang menilai denah lantai yang ada dengan bantuan prinsip desain generative telah dilakukan, namun belum terdapat implementasi space syntax dalam tesis perancangan arsitektur. Sehingga untuk mengisi kekosongan penelitian tesis bertujuan untuk membayangkan bagaimana COVID - 19 menyebar dalam skala bangunan, sebuah ruang, tempat beraktivitas. Jika lebih banyak orang memahami prinsip - prinsip yang mendasari bagaimana konfigurasi ruang berfungsi menyatukan orang atau memisahkan mereka. Pertanyaan perancangan bagaimana kriteria perancangan ruang yang resiliensi terhadap epidemi, bagaimana konsep perancangan ruang yang fleksibel, higienis, alami terhadap epidemi. Menghasilkan landed housing yang resiliensi dengan konsep fleksibel, higienis, dan alami pasca COVID – 19. Rumah perlu memiliki fleksibilitas akses, hiburan alami dengan intensitas waktu dirumah yang lebih Panjang, tata ruang menjadi kontrol membantu meminimalkan kemungkinan pertemuan tidak disengaja, dan pengusulan skala penularan untuk menggambarkan evaluasi dan mengusulkan tata letak ruang. Pekanbaru memiliki lokasi yang sangat strategis sempat menjadikan Riau peringkat 1 dalam kasus COVID - 19 di Indonesia.