digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mochamad Rafly Mahendra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Mochamad Rafly Mahendra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Mochamad Rafly Mahendra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Mochamad Rafly Mahendra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Mochamad Rafly Mahendra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Mochamad Rafly Mahendra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Mochamad Rafly Mahendra
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

JURNAL
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Transit Oriented Development (TOD) merupakan konsep yang mampu menawarkan berbagai fungsi pada suatu lingkup kawasan kecil yang memiliki radius 400 – 800 meter sehingga memudahkan pengguna untuk mengakses berbagai fungsi tersebut dalam waktu yang singkat. Namun penerapan TOD ini perlu disesuaikan dengan karakteristik kawasan sehingga setiap TOD akan memiliki keunikannya masing – masing sesuai dengan potensi dan persoalan yang ada di kawasan tersebut. Salah satu lokasi pengembangan TOD berada di Gedebage yang akan menjadi Pusat Pelayanan Kota Bandung. Namun diketahui bahwa Gedebage memiliki persoalan fisik dan lingkungan seperti jenis tanah lempung, tingginya tingkat penurunan permukaan tanah, dan bencana banjir yang dapat mempengaruhi perkembangan TOD di kawasan ini. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian perancangan kawasan TOD Gedebage yang memperhatikan keterbatasan fisik dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam melakukan perumusan prinsip berdasarkan literatur, potensi dan persoalan kawasan, dan prinsip perancangan Kawasan TOD Gedebage. Adapun metode perancangan yang akan digunakan adalah metode fragmental. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa faktor kendala utama yang menjadi sumber munculnya berbagai persoalan fisik dan lingkungan adalah jenis tanah lempung yang sulit untuk menyerap air limpasan . Oleh karena itu persoalan fisik dan lingkungan yang ada di kawasan ini dapat diatasi dengan melakukan pembatasan intensitas pembangunan, program ruang yang menerapkan Water Sensitive Urban Design (WSUD), dan prinsip perancangan yang menyesuaikan karakteristik kawasan. Pembatasan intensitas diatur dengan menetapkan batasan ketinggian bangunan hingga 20 lantai, luas total lantai hingga 1068.005 hektar, luas lantai dasar hingga 63.135 hektar, dan nilai KLB sebesar 5.0. Prinsip perancangan utama dalam mengatasi persoalan fisik dan lingkungan ini adalah melakukan preservasi kawasan TOD Gedebage dengan menerapkan Water Sensitive Urban Design pada komponen guna lahan dan ruang terbuka sebagai respon kondisi fisik tanah dan bencana banjir.