digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



COVER Fifi Lifia Yulianti
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB1 Fifi Lifia Yulianti
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB2 Fifi Lifia Yulianti
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB3 Fifi Lifia Yulianti
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB4 Fifi Lifia Yulianti
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB5 Fifi Lifia Yulianti
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan tipe kromatografi yang diaplikasikan secara luas dalam industri farmasi. Salah satu aplikasinya yaitu untuk penentuan parasetamol dan kafein secara simultan dalam obat. Dalam formulasi farmasi, parasetamol dapat ditemukan secara tunggal ataupun dicampurkan dengan zat lain seperti kafein. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis untuk memastikan bahwa obat memiliki kandungan yang sesuai. Salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk analisis parsetamol dan kafein secara bersamaan adalah KCKT dengan kolom silika termodifikasi fenil. Pemilihan gugus fenil dilakukan karena gugus tersebut dapat melakukan interaksi ?-? dengan elektron ikatan rangkap pada analit. Pada penelitian ini, telah berhasil disintesis silika termodifikasi fenil dari fenilitrietoksisilan (PTES) dan tetraetilortosilikat (TEOS) sebagai prekursor, isopropanol sebagai pelarut, air sebagai agen penghidrolisis, dan ammonia sebagai katalis. Karakterisasi partikel silika yang sudah termodifikasi dilakukan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) dan spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR). Berdasarkan data FTIR, partikel silika telah berhasil disintesis dan didapatkan puncak baru seperti puncak Si-O-Si dan Si-O pada siloksan (1087 cm-1, 808 cm-1, dan 478 cm-1) serta puncak O-H (3373 cm-1). Selanjutnya, silika juga telah berhasil dimodifikasi oleh fenil dilihat dari puncak baru pada puncak C=C aromatik (1440 cm-1) serta puncak C-H aromatik (945 cm-1). Berdasarkan hasil pengukuran SEM, silika dan silika termodifikasi fenil memiliki bentuk bulat dengan ukuran sekitar 3-5 ????m sehingga silika termodifikasi ini dapat dimuat pada kolom 4,6 x 150 mm menggunakan GALAK GLK2000 untuk KCKT. Campuran metanol dan air (30:70, v/v) sebagai fasa gerak, di bawah mode elusi isokratik dengan laju alir 1 mL/menit, dan deteksi ultraviolet (UV) pada 280 nm memberikan hasil pengukuran terbaik. Metode ini menunjukkan linearitas yang baik dengan koefisien korelasi parasetamol dan kafein masing-masing 0,9987 pada konsentrasi 2-100 ppm dan 0,9996 pada konsentrasi 1-100 ppm. Nilai standar deviasi relatif (RSD) berturut-turut untuk parasetamol dan kafein adalah 1,05% dan 1,53% untuk standar 100 ppm serta 3,25% dan 2,70% untuk standar 2 ppm. Analisis kuantitatif pada sampel obat menunjukkan metode yang digunakan memiliki akurasi yang baik untuk analisis parasetamol dan kafein dengan % perolehan kembali pada rentang 90-110% untuk kedua analit.