digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kaylila Fathia Adriansyah
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Tahun 2020, munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia membawa dampak buruk pada beberapa sektor, salah satunya merupakan sektor pariwisata. Covid-19 sempat memberhentikan pariwisata Indonesia dengan adanya pembatasan sosial skala besar atau PSBB. Sektor pariwisata merupakan hal penting bagi Indonesia karena kontribusinya pada pemasukan negara dan sebagai daya tarik wisatawan mancanegara dengan kekayaan alam dan budayanya. Pariwisata merupakan perpindahan orang secara sementara ke tujuan yang bukan tempat sehari-harinya. Namun, ketika Indonesia memulai “The New Normal” pada pertengahan tahun 2020 yang menyebabkan pelonggaran kebijakan sehingga, timbul perubahan tren pariwisata. Perubahan tren pariwisata yang diakibatkan adanya pandemi Covid-19 adalah staycation, yaitu gabungan dari kata stay dan vacation yang berarti berlibur dengan cara menetap atau tinggal. Sejak pandemi Covid-19, sebagian besar aktivitas dilakukan secara daring dari rumah sehingga menimbulkan perasaan bosan dan stres. Dengan adanya pelonggaran kebijakan, banyak yang mulai bekerja dan berlibur di luar rumah, salah satu istilah yang muncul adalah work from hotel. Banyak masyarakat yang mulai berpergian untuk staycation atau WFH ke luar daerah bahkan luar pulau, salah satu tujuan yang paling sering di datangi adalah Bali. Bali sebagai destinasi nomor satu di Indonesia dan terkenal di kalangan dunia memiliki potensi wisata yang sangat kaya, seperti kekayaan alam dan budaya. Tren pariwisata terkini adalah serenity (ketenangan), spirituality (spiritual budaya), dan sustainability (keberlanjutan). Lampung memiliki peluang sebagai alternatif destinasi staycation dengan potensi pariwisata yang tinggi, khususnya wisata bahari dan jarak yang dekat dengan Pulau Jawa. Keindahan alam dan budaya Lampung dapat dijadikan daya tarik wisatawan. Namun sangat disayangkan potensi tersebut belum sepenuhnya diketahui dan dimanfaatkan dengan baik serta kurangnya promosi mengenai destinasi wisata di Lampung. Salah satu yang berpotensi besar adalah Teluk Lampung, terletak di Ibukota Lampung, Bandar Lampung, tetapi belum ada satupun penginapan di Bandar Lampung yang memiliki akses ke teluk tersebut. Sedangkan hal itu bisa dijadikan peluang besar untuk pariwisata Kota Bandar Lampung, khususnya sebagai destinasi staycation. Selain memiliki suasana tenang dan kekayaan budaya, aspek estetika menjadi salah satu daya tarik destinasi pariwisata. Akomodasi bergaya modern yang menjadi tren di kalangan wisatawan mengundang wisatawan untuk datang dan mengabadikan. Hasil dokumentasi yang diunggah ke media sosial dapat menambah exposure sehingga mendukung perkembangan pariwisata. Sanggraloka dijadikan solusi dari isu diatas, yaitu sebuah destinasi para wisatawan untuk berlibur dan berwisata serta dapat menumbuhkembangkan sektor ekonomi kreatif Indonesia. Tujuan proyek ini untuk membangun akomodasi yang terjangkau dari Pulau Jawa dan dapat mengembangkan potensi pariwisata Lampung dengan mengutamakan ketenangan sebagai tempat pemulihan bosan dan stres akibat pandemi. Selain sarana akomodasi dan hiburan, sanggraloka juga sebagai sarana edukasi yaitu memasukan unsur budaya Lampung sebagai daya tarik wisatawan. Proyek ini akan dirancang di Taman Rekreasi Pantai Duta Wisata dan lokasi tapak berbatasan langsung dengan Teluk Lampung. Fokus perancangan proyek ini berupa respon terhadap kebutuhan staycation, work from hotel, tren, dan konsep pariwisata.