Tuberkulosis (TB) adalah penyebab kematian kedua di dunia setelah COVID-19 untuk golongan
penyakit menular dan dianggap sebagai beban kesehatan global oleh Badan Kesehatan Dunia
(WHO). Pandemi COVID-19 telah berdampak secara signifikan pada keterbatasan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan TB, sehingga jumlah pelaporan kasus TB semakin menurun. Hal ini
menandakan diperlukannya investasi dan inovasi pelayanan kesehatan TB. Studi literatur ini
bertujuan untuk mengidentifikasi dampak COVID-19 terhadap akses pelayanan kesehatan TB,
faktor penyebabnya, strategi yang tengah dan saran langkah yang dapat diterapkan untuk
menanganinya. Proses pencarian dilakukan pada basis data PubMed dan Google Scholar, untuk
studi yang diterbitkan dari bulan Januari 2020 hingga Oktober 2021, dan ditemukan 52 studi yang
memenuhi kriteria inklusi. Hasil menunjukkan bahwa dampak COVID-19 terhadap akses pelayanan
kesehatan TB berupa pembatasan pergerakan, realokasi sumber daya dan finansial, dampak
ekonomi, stigmatisasi, dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai dapat menyebabkan
penurunan kasus sembuh, pengobatan tuntas, dan proporsi pasien TB-RO, serta dapat
meningkatkan kematian, insidensi, dan kasus TB selama periode tahun 2020-2025. Untuk
mengatasinya, pemangku kebijakan telah menerapkan telehealth, prosedur diagnosa inovatif, dan
menguatkan peran kader. Selain memperkuat usaha dalam mempertahankan layanan kesehatan
TB, mereka dapat menyesuaikan regimen obat pasien, mengembangkan kapasitas tenaga
kesehatan, melakukan edukasi kesehatan, dan memperkuat komitmen pemerintah dalam skala
nasional dan internasional.