digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mahabbatul 'Ulya Insani
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Mahabbatul 'Ulya Insani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Mahabbatul 'Ulya Insani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Mahabbatul 'Ulya Insani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Mahabbatul 'Ulya Insani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Mahabbatul 'Ulya Insani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Mahabbatul 'Ulya Insani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Mahabbatul 'Ulya Insani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Mahabbatul 'Ulya Insani
PUBLIC Alice Diniarti

Pada 22 Desember 2018 terjadi aktivitas Gunungapi Anak Krakatau yang menyebabkan terjadinya longsoran bawah laut dan memicu terjadinya tsunami di daerah sekitar Selat Sunda. Gelombang tsunami yang terjadi menyebabkan terbentuknya endapan tsunami di sepanjang pesisir pantai daerah Kalianda, Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik endapan tsunami yang diakibatkan oleh longsoran gunungapi berdasarkan pengamatan singkapan, analisis makroskopis, analisis granulometri, dan analisis mikrofaunal foraminifera. Sampel pada penelitian ini diambil dari 4 titik yaitu Pantai Perak, Pantai Clara Cukuh Suak, Pantai Banding, dan Pantai Wartawan. Pengamatan singkapan menunjukkan endapan tsunami di daerah Kalianda memiliki ketebalan 3-9 cm, berwarna terang, dan memiliki kontak erosional dengan lapisan paleosol yang berada dibawahnya. Hasil pengamatan megaskopis endapan tsunami menunjukkan karakteristik berupa pasir berwarna cokelat terang sampai abu-abu terang, ukuran butir pasir sangat halus-pasir sedang dengan fragmen berukuran kerikil–kerakal, menyudut–membundar, sortasi buruk, terdiri dari kuarsa, felspar, piroksen, kalsit, dan fragmen koral. Analisis granulometri menunjukkan endapan tsunami memiliki kurva distribusi ukuran butir bimodal. Analisis lingkungan pengendapan asal endapan tsunami berdasarkan kandungan foraminifera menunjukkan adanya pencampuran sedimen dari lingkungan yang berbeda yaitu zona neritik dalam dan neritik tengah. Karakter endapan tsunami Kalianda 2018 yang merupakan endapan tsunami akibat longsoran gunungapi, kemudian dibandingkan dengan karakter endapan tsunami akibat gempabumi. Karakter endapan tsunami akibat gempabumi yang dibandingkan yaitu endapan tsunami Aceh 2004 dan Pangandaran 2006. Endapan tsunami Kalianda 2018 menunjukkan karakter yang relatif sama dengan endapan tsunami Aceh 2004 dan Pangandaran 2006 yaitu memiliki sortasi buruk dan ukuran butir pasir sangat halus-pasir sangat kasar. Analisis kandungan foraminifera bentik pada endapan tsunami akibat longsoran gunungapi menunjukkan lingkungan dari zona neritik dalam hingga neritik tengah, sedangkan pada endapan tsunami akibat gempabumi berasal dari zona neritik hingga bathyal.