Universitas dulu memiliki persaingan yang agak sedikit dan oleh karena itu branding bukanlah
masalah yang perlu diperhatikan. Namun, seperti kebanyakan organisasi berorientasi layanan,
universitas saat ini menghadapi lingkungan yang semakin kompetitif dan oleh karena itu harus
berusaha untuk menemukan cara baru untuk membedakan diri dan menceritakan kisah mereka.
SBM ITB sampai saat ini belum memiliki pedoman merek. Oleh karena itu SBM ITB memiliki
brand yang tidak konsisten dan implikasinya dapat menimbulkan kerancuan bagi masyarakat
terutama yang ideal jika lembaga atau perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
branding SBM ITB, mengidentifikasi brand identity mereka dan bagaimana branding tersebut
dikomunikasikan. Mempertimbangkan upaya yang dilakukan untuk menciptakan pedoman
branding SBM ITB dan kualitas informasi yang ada, pedoman branding ini sangat penting agar
seluruh sivitas dan semua pihak yang terlibat, seperti dosen, tenaga pengajar, peneliti, dan semua
kegiatan yang melibatkan internal, eksternal, dan publik. Sehingga diperlukan pemahaman dan
kesamaan persepsi tentang brand SBM ITB.
Dalam penelitian ini, metodologi yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif. Dari penelitian kualitatif penulis melakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan
wawancara mendalam dari staf kunci Departemen Pemasaran dan Komunikasi SBM ITB.
Penelitian kuantitatif akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat untuk
mengukur identitas merek dengan skala Likert. Hasilnya adalah kesesuaian brand identity SBM
ITB dengan Marketing and Communication Department SBM ITB berdasarkan persepsi
pelanggan dikaitkan dengan ceria, ramah, menggairahkan, bersemangat, percaya diri, terjangkau,
amanah, kreativitas, loyalitas, segar, dan tenang. Brand identity SBM ITB dapat ditambahkan
berdasarkan kajian Hudrasyah dengan dinamis, cerdas, tegas, dan kreatif