Sampah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan utama dunia yang disebabkan oleh manusia dan juga berdampak pada mereka. Jumlah ini selalu meningkat setiap tahun, meskipun program, peraturan, atau gagasan lain telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengurangi sampah plastik, namun tidak mengubah data ini menjadi berkurang. Banyak negara tampaknya kesulitan untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, Bank Dunia juga menyatakan bahwa semakin kaya penduduknya, semakin banyak plastik yang diproduksi di dalam negeri. Dalam memecahkan masalah ini, budaya dan pendidikan dapat menjadi solusi dengan menganalisis perilaku dan mendidik masyarakat, karena semakin mereka terdidik, semakin dekat pengetahuan dan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Semua aspek tersebut (budaya, pendidikan, kekayaan negara, dan peran pemerintah) memiliki keterkaitan yang erat dengan isu lingkungan, yang dapat menjadi faktor potensial untuk mengurangi sampah plastik. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah plastik dan menganalisis pengaruh faktor tersebut terhadap jumlah sampah plastik di beberapa negara. Faktor-faktor yang akan dianalisis adalah dimensi budaya nasional Hofstede (Jarak Kekuasaan, Kolektivisme dan Individualisme, Maskulinitas dan Feminitas, Penghindaran Ketidakpastian, Orientasi Jangka Panjang dan Orientasi Jangka Pendek, Indulgensi dan Pengekangan), Kekayaan per Kapita, Pendidikan, dan Rencana dan Kebijakan Pemerintah akan Konsumsi Berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan data sekunder untuk mengumpulkan data global tahun 2018 dari 66 negara di dunia, dan menganalisis datanya menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kolektivisme dan Individualisme berhubungan signifikan dengan jumlah sampah plastik. Temuan penelitian ini diharapkan dapat meminimalkan jumlah sampah plastik dengan keterlibatan pemerintah di masing-masing negara.