Saat ini di Indonesia telah dikembangkan alat yang dapat mengukur
karakteristik perkerasan lentur pada jalan dengan volume lalu lintas rendah
yaitu Light Weight Deflectometer. Alat ini mampu membaca lendutan tanpa
merusak perkerasan eksisting atau nondestructive test, memiliki mobilitas yang
baik dan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan pengetesan lendutan dengan
alat lain. Di Indonesia, penggunaan alat LWD sebagai alat untuk pengambilan
data lendutan yang kemudian dijadikan untuk desain kebutuhan overlay masih
cukup jarang karena alat FWD atau Falling Weight Deflectometer lebih umum
digunakan baik di jalan bervolume lalu lintas rendah maupun sedang. Supaya
penggunaan LWD ini lebih meningkat maka perlu dilakukan analisis mengenai
korelasi antara data dari alat LWD dan FWD Direktorat Bina Teknik Jalan dan
Jembatan baik menggunakan deflection bowl dan analisis kebutuhan overlay
yang ditujukan untuk pemeliharaan jalan. Pengambilan data lendutan dilakukan
pada 18 titik di ruas Jalan Laboratorium Alusan Direktorat Bina Teknik Jalan
dan Jembatan dengan alat LWD dan FWD yang dimiliki Direktorat Bina Teknik
Jalan dan Jembatan. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa korelasi
D300, D600, BLI, dan MLI antara data LWD dengan FWD memiliki tingkat
korelasi yang baik namun dari hasil analisis kebutuhan overlay didapatkan
bahwa kebutuhan overlay dari data lendutan LWD lebih kecil dibandingkan
kebutuhan overlay dari data FWD. Hal ini membuktikan bahwa utilisasi LWD
digunakan untuk mendeteksi kerusakaan perkerasan yang bertujuan untuk
pemeliharaan, bukan untuk pengukuran lendutan yang kemudian digunakan
untuk desain overlay.