2013 TA PP DITO FAUZI WINANDA 1.pdf)u
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan
Sekitar setengah dari cadangan minyak dunia terdapat di reservoir karbonat (Roehl dan Choquette, 1985). Dimana 65% dari total reservoir karbonat tersebut memiliki sifat oil wet dan 12% intermediate wet (Chillingar dan Yen, 1985). Besar perolehan minyak pada reservoir karbonat oil wet maupun mixed wet dapat ditingkatkan dengan melarutkan surfaktan pada air yang diinjeksi sehingga mengubah batuan reservoir menjadi lebih water wet.
Studi laboratorium ini terdiri dari tiga proses utama yaitu pembuatan artificial oil wet core, uji imbibisi spontan dan uji imbibisi dinamik. Saat ini, batuan karbonat yang merupakan batuan non klastik yang tidak pernah dibuat artificialnya karena merupakan batuan yang berasal dari degenerasi berbagai batuan dan mikroorganisme yang membutuhkan suhu dan tekanan tertentu. Oleh karena itu, dalam studi ini, penulis berusaha membuat tiruannya dengan mendekati sifat wettabilitas karbonat yang umumnya bersifat oil wet. Dari studi ini diperoleh bahwa artificial core oil wet dapat dibuat dengan campuran batu kapur, batu karang, batu pasir, semen serta air dengan komposisi tertentu.
Uji Imbibisi spontan dilakukan untuk menyeleksi surfaktan terbaik untuk diterapkan pada model reservoir oil wet. Surfaktan yang digunakan adalah S12A* (non-ionik), S13A* (non-ionik), S14A* (anionic), kation 1 dan kation 4. Sedangkan untuk perbandingan juga diuji dengan menggunakan air formasi dari lapangan yang sama. Dari percobaan ini diperoleh S14A* (anionik) yang menghasilkan perolehan minyak terbesar. Adsorpsi surfaktan kedalam batuan mampu menurunkan tegangan permukaan sehingga core menjadi lebih water wet.
Uji imbibisi dinamik dilakukan dengan menginjeksikan larutan surfaktan terbaik yang telah diperoleh dari percobaan sebelumya. Dalam percobaan ini, penulis membuat sebuah alat uji dinamik imbibisi sederhana untuk mendukung percobaan ini. Percobaan ini terbagi menjadi 3 skenario berdasarkan variasi waktu buka-tutup dan laju injeksinya. Dari percobaan ini diperoleh bahwa semakin rendah laju injeksi maka semakin besar perolehan minyak. Selain itu, semakin lama waktu tutup, peningkatan perolehan minyak akan semakin besar. Strategi manajemen laju injeksi serta waktu buka maupun tutup injeksi dapat menjadi solusi untuk menghindari waktu tutup yang lama tetapi tetap memperoleh recovery minyak yang optimum.
Perpustakaan Digital ITB