digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Claudia Natasha May Shary
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Claudia Natasha May Shary
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

BAB 1 Claudia Natasha May Shary
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Claudia Natasha May Shary
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Claudia Natasha May Shary
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Claudia Natasha May Shary
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Claudia Natasha May Shary
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Claudia Natasha May Shary
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Teknologi brain imaging seperti electroencephalogram (EEG) dapat memberikan informasi mengenai aktivitas otak dari jenis gelombang otak yang terdeteksi serta lokasinya. Informasi ini dapat berguna untuk memberikan pandangan baru terhadap cara kerja otak yang sangat kompleks, khususnya dalam melakukan aktivitas kognitif seperti mengingat dan berpikir. Perkembangan teknologi telah menghasilkan alat untuk melakukan brain imaging yang dapat diakses dan digunakan dengan mudah seperti alat Muse™ dari InteraXon. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sisi hemisfer otak dengan nilai rerata gelombang ? dan ? paling tinggi saat melakukan uji memori jangka pendek serta perbandingan aktivitas gelombang ? dan ? pada kelompok usia berbeda (kelompok I: 20-29 tahun, kelompok II: 40-49 tahun, dan kelompok III: 50-59 tahun). Data dari 6 responden laki-laki berprofesi guru pengajar di SMPN 1 Cimahi diukur aktivitas gelombang ? (7.5-13 Hz) dan ? (13-30 Hz) menggunakan alat Muse™ (dengan sensor berada pada titik TP9 dan AF7 pada hemisfer kiri serta TP10 dan AF8 pada hemisfer kanan). Responden diminta melakukan uji memori jangka pendek yang sistemnya mengacu pada uji memori dari University of Washington. Uji dilakukan pada dua hari berbeda, dengan ujian hari pertama (H) melibatkan soal yang terdiri dari kombinasi huruf saja, sedangkan hari kedua (H+A), terdapat kombinasi huruf dan angka pada soal yang diberikan. Data yang dihasilkan berupa nilai logaritma dari Power Spectral Density untuk tiap gelombang yang diukur pada tiap sensor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rerata gelombang ? saat perlakuan “H” pada TP10>TP9, sedangkan AF7 dan AF8 tidak menunjukkan perbedaan nyata (p>0,05). Saat perlakuan “H+A”, ditemukan bahwa nilai rerata pada TP9>TP10, sedangkan nilai di AF7>AF8. Hasil untuk gelombang ? saat “H” menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara TP9 dan TP10 (p>0,05), sedangkan AF8>AF7. Saat “H+A”, nilai rerata pada TP9>TP10, sedangkan AF7 dan AF8 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p>0,05). Berikutnya, pada perbandingan rerata gelombang ? dan ? antar kelompok usia, nilai tertinggi untuk gelombang ? saat “H” ditemukan pada kelompok II (untuk semua sensor), sementara saat “H+A”, mayoritas nilai tertinggi ditemukan pada kelompok III. Pada hasil gelombang ? saat “H”, nilai tertinggi ditemukan pada kelompok II (untuk semua sensor), sementara mayoritas nilai tertinggi saat “H+A” ditemukan pada kelompok I.