Perubahan lingkungan global merupakan isu yang sedang berlangsung dan telah dibahas secara
luas dari berbagai perspektif. Tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap perubahan
lingkungan global adalah peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, perubahan
siklus adhesi global, dan perubahan tutupan lahan/penggunaan lahan. Peningkatan konsentrasi
karbon dioksida banyak terjadi di daerah perkotaan karena daerah perkotaan menyumbang
lebih dari 70% emisi karbon dioksida. Pengembangan dan pengelolaan ruang terbuka hijau
sangat penting dalam mengatasi masalah lingkungan seperti polusi udara dan pemanasan
perkotaan. Pemodelan 3D merupakan salah satu upaya dalam mengelola ruang terbuka hijau.
Pada penelitian ini, pemodelan 3D dilakukan pada data titik yang diperoleh dengan metode
UAV fotogrametri dan UAV LiDAR. Pemodelan 3D dilakukan secara eksplisit menggunakan
metode best fitting pada data awan titik. Penelitian ini menggunakan tiga metode fitting yaitu
metode spherical best fitting, metode ellipsoid best fitting, dan metode spherical harmonics
best fitting. Metode spherical harmonics best fitting memberikan hasil terbaik dan
menghasilkan nilai R2 rata-rata sebesar 0.711. Pada penelitian ini juga dilakukan perhitungan
Above-Ground Biomass dari hasil pemodelan menggunakan tiga metode dengan data LiDAR
dan Fotogrametri. Perhitungan AGB menggunakan data LiDAR memberikan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan menggunakan data fotogrametri. Perhitungan AGB menggunakan
data LiDAR memberikan error sebesar 2-7% dari hasil validasi lapangan. Perhitungan AGB
dengan menggunakan metode spherical harmonics memberikan hasil yang paling mendekati
nilai AGB validasi lapangan. Namun untuk keperluan visualisasi dengan area yang tidak terlalu
luas, dapat digunakan model 3D dari data fotogrametri menggunakan metode spherical
harmonics.