digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Diah Dwi Hapsari
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Diah Dwi Hapsari
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Diah Dwi Hapsari
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Diah Dwi Hapsari
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Diah Dwi Hapsari
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Diah Dwi Hapsari
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Banyak perusahaan besar menyadari pentingnya keberadaan PMO. Huruf ā€œPā€ pada PMO bisa berarti proyek, program, atau portofolio, hal ini tergantung pada kebutuhan perusahaan. Proyek adalah sebuah proses terstruktur yang bertujuan untuk menghasikan sebuah output, program adalah kompilasi dari beberapa proyek, dab portofolio adalah kompilasi dari beberapa program. Untuk AP II, PMO berarti Kantor Manajemen Program (KMP). Dampak keberadaan KMP di Angkasa Pura II sangat rendah disebabkan oleh beberapa komponen yaitu: tidak adanya keharusan untuk piagam proyek, alat perencanaan proyek yang berbeda-beda, tidak adanya petunjuk/prosedur/standar pada pelaporan proyek, tidak adanya system dan perangkat lunak untuk manajemen proyek, tidak adanya standar untuk manajemen kwalitas, tidak adanya pengakuan pada kesuksesan SDM, tidak adanya perencanaan komunikasi, isu ditangani sesuai kebutuhan, dan isu dan resiko tidak dikenali secara rutin dengan berbasis standar. Untuk menanggulangi kondisi ini AP II perlu untuk menerapkan kematangan manajemen proyek di perusahaan untuk membawa PMO ke kondisi yang lebih baik. Penelitian menggunakan metodologi kualitatif dengan pengkodean in-vivo dan desktriptif untuk menganalisa data. Proses mengidentifikasi Kematangan Manajemen Proyek APII dilakukan dengan menggunakan hasil pengkodean, data sekunder internal perusahaan, dan reviu literatur. Reviu literatur utama dari penelitian ini adalah Project Management Book of Knowledge (PMBOK) edisi ke enam dan Management Maturity Model. Respondent dipilih dengan mengacu pada rantai proses PMO dan dibagi kedalam tiga kelompok yaitu kelompok perencanaan, kelompok PMO, dan kelompok pengguna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah AP II memiliki level dua kematangan manajemen proyek yang akan dipergunakan sebagai level dasar. Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar AP II mencapai level tiga kematangan manajemen proyek dengan menggunakan metode asesmen sendiri dan peta jalan implementasi menuju level lima kematangan proyek manajemen.