digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Hardyanti
PUBLIC sarnya

BAB_1 Hardyanti
PUBLIC sarnya

BAB_2 Hardyanti
PUBLIC sarnya

BAB_3 Hardyanti
PUBLIC sarnya

BAB_4 Hardyanti
PUBLIC sarnya

BAB_5 Hardyanti
PUBLIC sarnya

BAB_6 Hardyanti
PUBLIC sarnya

DAFTAR Hardyanti
PUBLIC sarnya

Penyebaran virus corona memengaruhi setiap bidang kehidupan, termasuk pendidikan dasar. Sejak diumumkan sebagai pandemi oleh WHO pada 9 Maret 2020, turut dikeluarkan petunjuk teknis pencegahan dan kontrol covid-19 di sekolah. Pemerintah Indonesia pun mengeluarkan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi Covid-19. Surat tersebut memuat bahwa satuan pendidikan yang berada di zona kuning, oranye, dan merah dilarang melakukan proses pembelajaran tatap muka dan tetap melanjutkan belajar dari rumah untuk memperkecil potensi penyebaran covid-19. Belajar dari rumah (BDR) juga diterapkan di Kelurahan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar. Penerapan belajar dari rumah dihadapkan pada sejumlah kendala baik dari pihak siswa, guru, dan orang tua. Selain itu, ada kebiasaan masyarakat untuk saling mengunjungi keluarga dan tetangga serta saling tolong-menolong. Kebiasaan tersebut menjadi tantangan tersendiri di masa pandemi sebab saling mengunjungi akan memperbesar potensi penyebaran covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus dilakukan untuk menganalisis fenomena BDR, khususnya pada keluarga yang memiliki anak usia sekolah dasar di Kelurahan Benteng. Subjek penelitian ini adalah 6 orang tua yang berasal dari 4 keluarga berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pola kehidupan bertetangga di Kelurahan Benteng yaitu resources sharing sebagai upaya untuk mengatasi kekurangan sumberdaya dan eksplorasi ke luar rumah yang dianggap sebagai ruang-ruang bersama. Pola kehidupan bertetangga tersebut berbahaya di era pandemi Covid-19 karena bisa memperluas penyebaran Covid-19. Lalu, berdasarkan penerapan dan cara beradaptasi terhadap tantangan BDR, BDR dipahami sebagai berbagai upaya yang melibatkan aktor human dan non-human agar anak memiliki gawai dan terhubung ke jaringan internet. Aktor-aktor ini bisa membantu sekaligus menghambat pembelajaran. Pun pengaturan perabot yang relatif fleksibel serta sekat antarruang dan antarrumah yang tidak ketat berakibat pada sulitnya mengisolasi anak untuk fokus belajar dari rumah.