ABSTRAK Bonifasius Bhaskara Bryantama
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB
Tujuan proyek ini untuk merencanakan dan merancang hunian yang berkelanjutan di kawasan
permukiman Tambora sebagai upaya perbaikan kawasan dan menjadi contoh rancangan yang
berkelanjutan dalam konteks kampung kota. Jakarta merupakan ibukota, pusat pemerintahan dan
perekonomian Indonesia. Hal ini juga yang menjadikan Jakarta sebagai pusat pembangunan.
Masuknya penduduk dari luar Jakarta, yang sering disebut urbanisasi, dan pertumbuhan ekonomi
saling ebrhubungan. Urbanisasi yang terjadi tiap tahunnya membuat terjadinya kenaikan jumlah dan
kepadatan penduduk. Seperti diketahui, Jakarta memiliki banyak persoalan akibat meningkatnya
penduduk di perkotaan akibat urbanisasi dan kecenderungan munculnya masalah juga meningkat.
Salah satu dari permasalahan tersebut adalah kebutuhan untuk bermukim terutama pada kampung
kota.
Kampung kota adalah permukiman informal yang ada di kota. Karakteristik kampung kota adalah
memiliki kepadatan yang tinggi dengan tingkat rendah, tidak teratur, infrastruktur yang kurang
memadai, dan padat penduduk. Penghuninya sebagian besar merupakan masyarakat berpenghasilan
rendah. Namun, kampung kota memiliki modal sosial yang tinggi, terlihat dari kerukunan dan
hubungan interaksi maupun gotong royong antar warganya. Maka dari itu, walaupun memiliki banyak
kekurangan dari sisi infrastruktur, kampung kota memiliki modal sosial yang sangat tinggi.
Tambora merupakan salah satu kecamatan di Jakarta Barat. Kecamatan ini merupakan salah satu
kecamatan terpadat yang ada di DKI Jakarta. Kepadatan penduduk di Tambora berhubungan dengan
permukiman kampung kota yang ada di kecamatan tersebut. Permukiman di Tambora sangat padat,
luasan rumah banyak yang tidak sesuai standar kebutuhan per kepala, juga kondisi fasilitas umum dan
infrastruktur yang tidak terlalu baik atau terawat.
Akibat dari kondisi ini, Tambora sering dilanda bencana kebakaran. Angka kebakaran di Tambora
termasuk yang paling tinggi di Jakarta Barat. Salah satu yang paling sering terkena bencana ini adalah
Kelurahan Jembatan Besi.Karena dari kondisi kepadatan juga, muncul isu akan kebutuhan ruang
terbuka untuk ruang aktivitas, sarana rekreatif, dan wadah interaksi antar warga.
Selain sering terkena kebakaran, Tambora dikenal karena usaha konveksi yang tersebar di
berbagai wilayah di Tambora. Usaha ini merupakan salah satu mata pencaharian yang banyak
ditemukan di sana. Usaha berupa industri konveksi tersebar pada rumah-rumah warga, yang
membentuk tipologi tersendiri di kampung kota Tambora. Ini merupakan masalah karena infrastruktur
yang ada tidak dibangun untuk industri rumah dan menyebabkan kerusakan fasilitas seperti korslet,
dsb.
Jadi, berdasarkan permasalahan dan isu yang telah dipaparkan di atas, maka urgensi untuk
membangun kawasan tersebut adalah kebutuhan akan bangunan hunian, fasilitas ruang terbuka, dan
fasilitas pengembangan ekonomi warga.