digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bonifasius Bhaskara Bryantama
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Tujuan proyek ini untuk merencanakan dan merancang hunian yang berkelanjutan di kawasan permukiman Tambora sebagai upaya perbaikan kawasan dan menjadi contoh rancangan yang berkelanjutan dalam konteks kampung kota. Jakarta merupakan ibukota, pusat pemerintahan dan perekonomian Indonesia. Hal ini juga yang menjadikan Jakarta sebagai pusat pembangunan. Masuknya penduduk dari luar Jakarta, yang sering disebut urbanisasi, dan pertumbuhan ekonomi saling ebrhubungan. Urbanisasi yang terjadi tiap tahunnya membuat terjadinya kenaikan jumlah dan kepadatan penduduk. Seperti diketahui, Jakarta memiliki banyak persoalan akibat meningkatnya penduduk di perkotaan akibat urbanisasi dan kecenderungan munculnya masalah juga meningkat. Salah satu dari permasalahan tersebut adalah kebutuhan untuk bermukim terutama pada kampung kota. Kampung kota adalah permukiman informal yang ada di kota. Karakteristik kampung kota adalah memiliki kepadatan yang tinggi dengan tingkat rendah, tidak teratur, infrastruktur yang kurang memadai, dan padat penduduk. Penghuninya sebagian besar merupakan masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, kampung kota memiliki modal sosial yang tinggi, terlihat dari kerukunan dan hubungan interaksi maupun gotong royong antar warganya. Maka dari itu, walaupun memiliki banyak kekurangan dari sisi infrastruktur, kampung kota memiliki modal sosial yang sangat tinggi. Tambora merupakan salah satu kecamatan di Jakarta Barat. Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan terpadat yang ada di DKI Jakarta. Kepadatan penduduk di Tambora berhubungan dengan permukiman kampung kota yang ada di kecamatan tersebut. Permukiman di Tambora sangat padat, luasan rumah banyak yang tidak sesuai standar kebutuhan per kepala, juga kondisi fasilitas umum dan infrastruktur yang tidak terlalu baik atau terawat. Akibat dari kondisi ini, Tambora sering dilanda bencana kebakaran. Angka kebakaran di Tambora termasuk yang paling tinggi di Jakarta Barat. Salah satu yang paling sering terkena bencana ini adalah Kelurahan Jembatan Besi.Karena dari kondisi kepadatan juga, muncul isu akan kebutuhan ruang terbuka untuk ruang aktivitas, sarana rekreatif, dan wadah interaksi antar warga. Selain sering terkena kebakaran, Tambora dikenal karena usaha konveksi yang tersebar di berbagai wilayah di Tambora. Usaha ini merupakan salah satu mata pencaharian yang banyak ditemukan di sana. Usaha berupa industri konveksi tersebar pada rumah-rumah warga, yang membentuk tipologi tersendiri di kampung kota Tambora. Ini merupakan masalah karena infrastruktur yang ada tidak dibangun untuk industri rumah dan menyebabkan kerusakan fasilitas seperti korslet, dsb. Jadi, berdasarkan permasalahan dan isu yang telah dipaparkan di atas, maka urgensi untuk membangun kawasan tersebut adalah kebutuhan akan bangunan hunian, fasilitas ruang terbuka, dan fasilitas pengembangan ekonomi warga.