Meningkatnya penggunaan antibiotik yang irasional menyebabkan tingginya kasus bakteri resisten
terhadap antibiotik. Salah satu bakteri yang telah resisten dan mendapatkan pengawasan WHO adalah
Methicillin-resistant Stayphylococcus aureus (MRSA). Kasus resistensi MRSA semakin meningkat
namun pengembangan jenis antibiotik baru semakin terbatas. Oleh karena itu, pengembangan jenis
antibiotik baru dari tumbuhan perlu dikaji dan dikembangkan. Penelitian diawali dengan pencarian
artikel dan jurnal ilmiah pada mesin pencari PubMed, Google Scholar, Science Direct, dan Research
Gate. Kemudian, artikel dan jurnal ilmiah diseleksi berdasarkan kriteria yang ditentukan. Penelusuran
pustaka diperoleh 44 jurnal ilmiah yang memenuhi kriteria. Hasil kajian pustaka menunjukkan bahwa
tumbuhan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber antibiotik baru. Spesies tumbuhan
yang dibahas adalah spesies tumbuhan dari suku Acanthaceae, Amaranthaceae, Asteraceae,
Bignoniaceae, Chrysobalanaceae, Clusiaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Lamiaceae, Lauraceae,
Lythraceae, Meliaceae, Menispermaceae, Moringaceae, Rhizoporaceae, Rubiaceae, Rutaceae,
Solanaceae, dan Zingiberaceae. Kandungan metabolit sekunder seperti fenol, alkaloid, flavonoid, dan
terpenoid berperan besar dalam mempengaruhi permeabilitas membran sel bakteri, yang akan
mengubah morfologi bakteri sehingga senyawa antibakteri dapat memasuki sel bakteri dan
mempengaruhi metabolisme bakteri yang akibatnya adalah pertumbuhan bakteri terganggu, enzim
metabolisme berkurang, dan mengarah pada kematian bakteri.